Edufram Literasi, Cara Petrokimia Gresik Edukasi Petani Olah Limbah Pertanian Jadi Pakan Ternak Fermentasi

GresikSatu | Pemanfaatan limbah ternak maupun pertanian terus digencarkan dalam program Literasi atau Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi oleh PT Petrokimia Gresik. Para petani diedukasi, bagaiamana mengolah limbah pertanian jadi pakan ternak fermentasi.

Hal ini dimaksudkan agar limbah yang selalama ini dibakar dan membahayakan lingkungan, tidak terbuang sia-sia dan menjadi zero waste. Diketahui program ini sukses dikembangkan di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Semula cikal bakal program ini berawal dari “Suri Insap” atau Sumbersari Industri Sapi yang dijalankan Kelompok Tani Ternak Sumber Rejeki mulai tahun 2018. Dimana pada saat itu hanya berfokus pada pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi atau silase.

Pengembangan pertama dilakukan pada tahun 2019 hingga 2020, dimana anggota kelompok mulai memanfaatkan limbah ternak yang selama ini menjadi momok lingkungan, sebagai media tanam.

Kemudian di tahun 2021, program Literasi mulai fokus pada pelibatan seluruh sektor baik itu pertanian, peternakan, serta potensi lain yang ada di desa untuk bersinergi membentuk kandang edukasi atau yang lebih dikenal sebagai edufarm.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, sebagai bagian dari BUMN yang memiliki fungsi agen pembangunan, Petrokimia Gresik akan terus meningkatkan komitmennya dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat semacam Literasi ini.

“Melalui program Literasi, masyarakat mampu mengubah masalah menjadi solusi, ini sejalan dengan semangat Petrokimia Gresik sebagai perusahaan Solusi Agroindustri. Saya berharap edufarm Literasi ini juga mampu menginspirasi peternak dan petani lain di Jawa Timur,” katanya, Kamis (13/10/2022).

Sementara itu, Ketua Koperasi Tani Ternak Literasi Sumber Rejeki, Tomi Distianto mengatakan bahwa, Edufarm Literasi sendiri bertujuan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat dari berbagai usia tentang pengelolaan ekosistem tani-ternak terintegrasi.

Adapun pembelajaran pertama adalah pembuatan silase, yakni pengelolaan limbah pertanian menjadi pakan ternak fermentasi. Ini merupakan solusi yang ditawarkan Petrokimia Gresik terhadap kelompok untuk mengatasi masalah pembakaran limbah pertanian yang berdampak buruk bagi lingkungan.

“Saat ini kelompok mampu mengolah limbah pertanian sebanyak 60 ton per tahun menjadi silase yang tidak hanya dimanfaatkan untuk ternak sendiri, tetapi juga dijual ke beberapa peternak sapi di wilayah Kabupaten Lamongan,” ujar Tomi.

Kemudian pembuatan media tanam berbahan limbah ternak dengan merk “Literasi” yang sudah dipatenkan. Kelompok mampu mengolah limbah peternakan 504 ton per tahun dan produknya sudah dipasarkan di Lamongan, Jombang, Bojonegoro, Mojokerto, Gresik, Malang dan Tuban.

Sebelum dipasarkan, media tanam “Literasi” diaplikasikan di kebun percobaan yang memanfaatkan lahan tidur di sekitar kandang. Kebun ini ditanami berbagai tanaman hortikultura dan tanaman toga, seperti tomat, cabai, kunyit dan lain sebagainya.

“Hasil panennya kemudian digunakan oleh istri peternak sebagai bahan baku usaha catering dan minuman jamu kunyit asam. Dengan demikian, ibu-ibu di Desa Sumbersari juga terberdayakan dan dapat menambah penghasilan keluarga,” imbuh Tomi. (aam)

Reporter:
Tim Gresik Satu
Editor:
Tim Gresik Satu
Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres