Kurikulum Pendidikan Muatan Lokal Masih Tunggu Perbup 

GresikSatu | Pelaksanaan kurikulum muatan lokal (Mulok) yang berisi tentang kebudayaan dan sejarah lokal masih menunggu Perbup. Saat ini pada tahun ajaran 2022 – 2023 kegiatan pembelajaran mulok sementara diikutsertakan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 

Kepala Dinas Pendidikan Gresik S Hariyanto mengatakan, kurikulum mulok sudah terlaksana secara bertahap. Para siswa SD maupun SMP pada pembelajaran mata pelajaran IPS sudah mulai dikenalkan muatan lokal. Mulai dari sejarah hingga kearifan lokal Gresik. 

“Namun, untuk spesifiknya nanti kita siapkan Perbup. Dalam Perbup itu ada silabus Mulok yang diajarkan kepada siswa di Kabupaten Gresik,” ucapnya, Rabu (27/7/2022). 

Sembari menunggu Perbup itu, jelas Hariyanto pihaknya juga mempersiapkan buku silabus yang disiapkan untuk pembelajaran mulok. 

“Termasuk nanti guru juga dibekali pelatihan untuk mengajar kulikulum mulok di masing-masing Sekolah,” ujarnya. 

Sementara itu, Pegiat Sejarah dan Kebudayaan Gresik Kris Adji AW mengatakan, saat ini Pemkab Gresik melalui Dinas Pendidikan sudah melakukan inovasi pembelajaran. Dengan pembelajaran kearifan lokal atau belajar muatan lokal baik sejarah, wisata dan kebudayaan. 

“Memang harus ada regulasi yang bisa mengatur pembelajaran tersebut,” ucapnya. 

Lalu para guru diberikan pelatihan atau workshop tentang bagaimana melestarikan kebudayaan di Gresik. Seperti seni damar kurung. Dengan harapan bisa mengembangkan sentra-sentra damar kurung terpasang di sekolah maupun desa-desa. 

“Layaknya di Bali ada lukisan Kamasan. Orang ke Bali kalau tau kesenian tidak ke Bali, kalau tidak beli Kamasan. Begitu juga nanti di Gresik,” harapnya. 

Sebelumnya, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan kurikulum mulok ini berisi sejarah. Dari sejarah itu bisa mengetahui dan bisa belajar tentang kejayaan, dan kehancuran. Termasuk sejarah kejayaan masa lampau di Kabupaten Gresik.

“Gresik ini luar biasa, Gresik itu menjadi pusat perdagangan internasional di masa lampau dan kita melihat kabupaten Gresik merupakan kota tua dengan tolerasi umat beragama yang telah ditunjukkan sejak masa lampau,” ucapnya. 

“Ada Masjid Jami’, Klenteng , Gereja , itu sudah ada sejak zaman wali-wali, tapi bisa saling menghargai, saling mencintai, dan saling toleransi,” tambahnya. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres