GresikSatu | Buntut dari kejadian kisruh para pesilat di Jalan Raya Boboh, Menganti, Gresik saat menuju pengesahan warga baru PSHT di Padepokan Asem Pandan, Kecamatan Cerme akhir pekan lalu. Mendapatkan perhatian dari Polres Gresik.
Bahkan, problematika tersebut harus dicarikan jalan keluar. Salah satunya diusulkan pengesahan pesilat di Pulau Bawean. Hal tersebut dinilai mampu mengantisipasi hal yang serupa kembali terjadi di Kota Pudak. Usulan itu muncul saat silaturahmi Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom bersama Pengurus Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Gresik.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom mengungkapkan, bahwa banyak massa penggembira yang kedapatan mengkonsumsi alkohol. Hal itu berpengaruh terhadap kontrol dan psikologi massa.
“Mengacu pada kejadian kemarin, perlu dilakukan perubahan cara bertindak bagi pengamanan internal PSHT Gresik. Hal tersebut nantinya dapat dibuktikan pada saat PSHT Cabang Surabaya akan melakukan giat pengesahan warga baru pada 28 Juli 2023. Buktikan bahwa Gresik mampu tidak menghadirkan massa ke Surabaya,” ungkapnya, Rabu (26/7/2023).
Untuk itu, Alumnus Akpol 2002 itu, meminta tim pengamanan internal yakni Pengamanan Terate,(Pamter) PSHT Terate bisa mengakomodir massa. Tentunya memerlukan perubahan dan teknis pengamanan yang lebih efektif ke depannya. Salah satunya pelaksanaan pengesahan warga baru dilakukan di Pulau Bawean.
“Sehingga dapat memutus pelaksanaan konvoi massa penggembira atau simpatisan. Pengamanan kepolisian dan internal perguruan silat bertanggung jawab saat eskalasi meningkat. Dan tidak ada konvoi menggunakan knalpot brong,” tuturnya.
“Kami berharap koordinasi terus berjalan dengan baik demi kondusifitas kamtibmas Kota Santri,”tambahnya.
Sementara itu, Ketua PSHT Cabang Gresik Sukamto atas nama organisasi menyampaikan permohonan maaf. Kejadian pengerusakan dan chaos dengan warga masyarakat itu terjadi di luar dugaan dan diduga ada provokator. Bahkan, pihaknya mengaku kesulitan saat pemberangkatan dan kepulangan saat pengesahan warga baru.
“Dari Pamter SH Terate Gresik meminta standar pengamanan, di mana Pamter sendiri tidak terpaku pada tindakan fisik namun bersifat imbauan sehingga ke depannya dapat mempermudah kinerja kepolisian dalam pelaksanaan pengamanan,” jelasnya.
Sekedar informasi, konvoi massa penggembira ricuh di Jalan Boboh Menganti pada Jumat (21/7/2023) malam. Mereka berusaha mendobrak penyekatan yang dilakukan personel gabungan untuk bisa menghadiri pengesahan warga baru di Padepokan Asem Pandan. Seorang polisi mengalami luka akibat lemparan batu, ada kendaraan yang dibakar dan rumah warga yang dirusak. Sebanyak 26 pesilat sempat diamankan ke kantor polisi, lalu diberikan peringatan dan sudah dibebaskan. (faiz/aam)