Bahas Calon Tunggal hingga Politik Uang, PC PMII Gresih Bedah Peran Pemuda Menghadapi Pilkada 2024

GresikSatu | Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar pada tahun 2024 menjadi perhatian serius di kalangan pemuda dan organisasi masyarakat. Tak terkecuali Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Gresik.

PC PMII Gresik bekerja sama dengan KPU Gresik menyelenggarakan acara bertajuk Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat Berbasis Segmen Pemilih Muda.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengupas peran penting pemuda dalam menghadapi tantangan Pilkada 2024, terutama di tengah isu calon tunggal dan potensi politik uang (money politic).

Ketua KPU Gresik, Akhmad Taufik menegaskan pentingnya peran pemuda dalam menjaga kualitas demokrasi. Sinergi antara KPU, pemuda, dan berbagai elemen masyarakat sangat krusial untuk memastikan Pilkada berjalan dengan jujur, adil, dan demokratis.

“Pemuda adalah pilar utama dalam kesuksesan Pilkada 2024. Kami berharap pemuda Gresik tidak hanya berperan sebagai pemilih, tetapi juga menjadi agen perubahan yang proaktif, baik dalam pengawasan, penyelenggaraan, maupun dalam mengedukasi masyarakat terkait pentingnya hak pilih,” ungkapnya, Senin (21/10/2024).

Akhmad Taufik juga mengingatkan agar pemuda turut berperan dalam mengawasi potensi politik uang dan manipulasi yang bisa mencederai proses demokrasi. 

Baca juga:  Tegaskan Komitmen Dukung Yani-Alif, DPC PDIP Gresik Tak Segan Pecat Kader yang Dukung Kotak Kosong

“Partisipasi aktif kalian sebagai pengawas di masyarakat akan sangat membantu menciptakan pemilihan yang bersih dan akuntabel,” tambahnya.

Acara ini juga menghadirkan beberapa narasumber, salah satunya Muhammad Syafi’ Jamhari, mantan anggota Bawaslu Gresik periode 2018-2023, yang menyoroti bagaimana pemuda memiliki posisi strategis dalam memastikan terselenggaranya Pilkada yang demokratis dan bersih.

Salah satu topik yang dibahas secara mendalam adalah tantangan calon tunggal dalam Pilkada. Fenomena calon tunggal sering kali dianggap sebagai ancaman bagi kompetisi demokrasi yang sehat. 

Beberapa masalah yang muncul dari adanya calon tunggal adalah minimnya pilihan bagi pemilih, rendahnya partisipasi pemilih, serta potensi manipulasi politik. 

“Minimnya kompetisi akan berdampak pada kualitas visi dan misi yang ditawarkan oleh calon. Selain itu, rendahnya pilihan dapat menimbulkan apatisme di kalangan pemilih, yang pada akhirnya berdampak pada legitimasi kepemimpinan,” ungkapnya.

Selain itu, politik uang atau money politic juga menjadi sorotan utama dalam acara ini. Dalam kondisi minimnya kompetisi, kampanye pragmatis yang mengandalkan politik uang untuk meraih suara bisa saja terjadi.

Baca juga:  Duet Yani-Alif Pilkada Gresik 2024, Bakal Diusung Tujuh Parpol

Hal ini tidak hanya merusak integritas proses pemilihan, tetapi juga melemahkan nilai-nilai demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi.

“Pemuda harus tahu, sadar, dan siap berperan dalam setiap tahapan Pilkada. Sebagai pemilih, mereka harus memahami visi dan misi calon, serta memastikan proses pemilu berjalan dengan adil,” terangnya.

Ia juga mengingatkan tentang pentingnya peran pemuda dalam mengawasi jalannya pemilu dan memastikan tidak ada pelanggaran, termasuk politik uang

“Pemuda bisa terlibat sebagai pemantau pemilu atau penyelenggara di tingkat lokal. Mereka juga harus berani mengkritisi dan melaporkan jika ada indikasi kecurangan dalam proses pemilihan,” tambahnya.

Acara yang diselenggarakan oleh PC PMII Gresik bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gresik ini menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak dalam menyukseskan Pilkada 2024. KPU Gresik dalam kesempatan ini juga mensosialisasikan tahapan Pilkada, yang puncaknya akan dilaksanakan pada 27 November 2024.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler