Banjir di Bawean Gresik, BMKG Sebut Banyak Tanah Terkikis 

GresikSatu | Beberapa desa yang dilanda banjir di Pulau Bawean, tidak lepas dari kondis tanah yang banyak terkikis. Hal tersebut, menjadi pemicu banjir bercampur lumpur yang terjadi di Desa Gunungteguh, Balikterus, Patarselamat, Sawahmulya, dan Kotakusuma.

Bahkan, beberapa wilayah hulu pegunungan, juga minimnya kegiatan penanaman kembali hutan gundul (Reboisasi Red) di kawasan hutan atau wilayah hulu. Hal ini disebut BMKG juga menjadi penyebab kondisi semakin parah.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Sangkapura, Bawean Ari Widjajanto mengatakan, hujan yang terjadi pada hari Minggu, (7/5/2023) merupakan kategori hujan lokal.

“Dari data alat penakar hujan milik BMKG Bawean, hujan lebat terjadi pukul 12.20 WIB, sampai 12.50 WIB. Artinya sekitar 20 sampai 30 menit, hujan melanda di wilayah Kecamatan Sangkapura,” ucapnya, Minggu (7/5/2023).

Baca juga:  Longsor Susulan, Hampir Tutup Jalan Lingkar Bawean

Menurut dia, banjir bercampur lumpur di Bawean menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Pasalnya, air hujan yang masuk ke sungai tersebut mengalir ke permukaan tanah yang mengalami pengikisan.

“Sehingga banjir lumpur di Bawean, disebabkan hasil pengikisan tanah yang ikut dalam air hujan,”jelasnya.

Diakuinya, banyak tanah yang terkikis di area sungai maupun jalan di Pulau Bawean. Ini akibat hujan lebat yang terjadi awal tahun ini. Sehingga ketika ada hujan, menjadikan permukaan tahan menjadi lahan terbuka. Otomatis ada pengikisan tanah.

“Hal tersebut harus diwaspadai dan diperhatikan secara serius oleh masyarakat dan pemerintah,”ujarnya.

Sebab, lanjut Ari sapaan akrabnya untuk mengembalikan karakter tanah permukaan tanah kembali ke asal, butuh waktu yang sangat lama. Lebih lama lagi kalau dibiarkan alias tidak ada penanganan dari masyarakat maupun pemerintah.

Baca juga:  Diduga Konsleting Listrik, Gudang Kayu di Driyorejo Gresik Hangus Terbakar

“Sementara ini, segera lakukan reboisasi di area terbuka atau hutan gundul untuk melindungi tanah di Bawean. Itu salah satu jalan alternatif,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Jalan, Jembatan dan Sumber Daya Air (PJJSDA) Wilayah Bawean Ansari Lubis mengatakan, pihaknya sufah melakukan koordinasi bersama Camat dan Sekcam. Rencananya, dalam pekan ini, pihaknya akan melakukan normalisasi sungai di Pulau Bawean.

“Ternyata pagi tadi hujan cukup lebat mengakibakan banjir lagi,” ujarnya.

Lubis menyebut, sementara ini yang sudah terkoordinir untuk kegiatan normalisasi, Desa Patarselamat, Kotakusuma dan Sawahmulya.

“Normalisasi sungai kalau kadesnya butuh, dan kita harus koordinasi ke Dinas PUTR terlebih dahulu. Saat ini. yang diproritaskan penanganan di titik longsor Desa Sungairujing, dan selanjutnya normalisasi sungai di Desa Kotakusuma dan Sawahmulya,” tambahnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img