Batik Damar NU dari Gresik

Jika kita membaca portal kompas.com dengan judul berita “Batik: Sejarah dan Ragam Batik”, akan menemukan uraian: Batik berasal dari kata “ambatik” yang berarti kain dengan banyak titik. Akhiran “tik” memiliki arti titik, tetes atau ujung yang dipakai untuk membuat sebuah titik. Kata batik juga berasal dari gabungan dua kata “amba” yang bermakna menulis, dan “titik” yang bermakna titik.

Sejak abad ke-17, zaman nenek moyang sudah mengenal batik. Saat itu, didominasi motif flora dan fauna. Namun berkembang pada motif menyerupai awan dan relief candi. Pelbagai motif batik meluas setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19. Usai perang dunia I, selain batik tulis, batik cap juga dikenal.

Saat ini, batik menjadi salah satu budaya Indonesia yang dibanggakan. Kita harus menjaga dan melestarikan batik agar dapat mewariskannya ke anak cucu. Jangan sampai batik sebagai budaya yang luhur ini sampai hilang. Apalagi batik sudah diakui oleh dunia, seperti UNESCO yang menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Sehubungan uraian di atas, salah satu ciri batik adalah motifnya. Hal ini dikarenakan motif batik dapat memberikan makna bagi pengguna. Motif batik juga bisa menjadi identitas bagi busana pada lembaga atau instansi tertentu. Contoh identitas itu adalah Batik Damar NU yang diluncurkan oleh PC NU Gresik 2021-2026 di Musala An-Nahdhoh, Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Kebomas, Gresik (18 Februari 2022).

Perwakilan PW NU Jawa Timur Dr H Muhammad Makruf menyerahkan baju Batik Damar NU kepada Ketua Tanfidz PC NU Gresik Drs KH Mulyadi, MM.
Sumber: PC NU Gresik (2022)

Desain Batik Damar NU sebagai identitas terlihat pada penggunaan warna hijau untuk dasar batik. Jika merujuk warna dasar lambang NU, warna dasar hijau bermakna kesuburan. Kita menelisik motif batiknya terasa khas Gresik. Kita bisa mengetahuinya pada motif batiknya yang mengambil fauna, flora, dan budaya, seperti Tunas Bunga Siwalan, Pohon Siwalan, Damar Kurung, dan Bandeng. Sesuai sumber dari PC NU 2021-2026, motif-motif itu memiliki filosofi, antara lain:

Desain & Filosofi Motif Batik Damar NU
Sumber: PC NU Gresik (2022)
  1. Tunas Bunga Siwalan

Tunas bunga pohon siwalan menggambarkan generasi musa/ millennial NU yang menjadi harapan penerus perjuangan.

  1. Pohon Siwalan

Pohon siwalan banyak tumbuh di Gresik utara dan sebagian di selatan. Pohon siwalan memiliki nama lain pohon ta’al yang dalam bahasa Arab bermakna ajakan atau undangan.

  1. Damar Kurung

Damar kurung adalah bentuk tempat hiasan lampu yang tidak ada duanya di tempat lain. Damar kurung berjumlah 3 (tiga) buah di depan bermakna: Iman, Islam, dan Ihsan. Sedang damar kurung berjumlah 3 (tiga) buah di belakang bermakna: Amaliah, Fikrah, dan Harakah. Salah satu pelukis damar kurung adalah Masmundari.

  1. Bandeng

Bandeng adalah komoditas ikan yang dihasilkan oleh masyarakat Gresik. Bandeng juga menjadi ikon pada momen lelang bandeng di malam 29 Ramadhan. Jumlah bandeng 9 (sembilan) melambangkan Wali Songo sebagai sanad keilmuan dan spiritualitas NU.**

 

Catatan: Kolom Sastra GresikSatu diasuh oleh penyair dan penikmat seni rupa Aji Saiful Ramadhan yang tinggal di Gresik.

 

Daftar Bacaan

Abdul Holil (2015), “Kiai Ridlwan Abdullah Peran dan Teladan Pelukis Lambang NU”, Surabaya: Pustaka Idea

https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/batik/ (akses 19 Februari 2022)

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/02/200000069/batik-sejarah-dan-ragam-batik?page=all. (akses 19 Februari 2022)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres