GresikSatu | Momentum bulan Muharram, warga Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean selalu melakukan nguri-uri budaya. Yakni melestarikan budaya peninggalan wali perempuan di Bawean Waliyah Zainab. Perayaan tersebut dinamai Puya Hale atau Dzikir Midher. Kegiatan membaca doa sambil berkeliling desa.
Menariknya, dalam perayaan tersebut, warga yang mengikuti hanya kaum lelaki dengan memakai aksesoris tongkat kayu Ghireng layaknya dulu Wali membawa tongkat pusaka. Sementara kaum perempuan mempersiapkan hidangan untuk disantap bersama usai acara ritual dzikir midher selesai.
Kepala Desa Diponggo Muhammad Salim mengatakan, kegiatan ini merupakan warisan dakwah Waliyah Zainab. Perayaan juga harus dirayakan Senin atau Kamis. Warga menyakini dengan kegiatan tersebut sebagai doa tolak balak. Dirinya pun memimpin kegiatan tersebut bersama tokoh masyarakat dan sesepuh desa.
“Kegiatan ini diawali dengan pembacaan doa bersama di area pemakaman dan museum Waliyah Zainab,” ucapnya, Selasa (2/8/2022).
Setelah berdoa bersama, masyarakat berkeliling Desa berjalan kaki. Sembari salah satu warga membawa tombak pusaka peninggalan Waliyah Zainab. Selama ritual Puya Hale berlangsung, warga bersama-sama membacakan kalimat-kalimat Tauhid, sholawat. Lalu berhenti sejenak di setiap pojok-pojok desa untuk mengumandangkan adzan.
“Tujuan utamanya adalah berdoa dan memohon kepada Allah dengan harapan desa Diponggo dijauhkan dari berbagai wabah dan musibah,” paparnya.
Salim mengimbau kepada warganya agar senantiasa menjaga tradisi yang menjadi peninggalan mbah Waliyah Zainab. “Semoga tradisi budaya ini terus tetap ada sepanjang zaman,” harap pria yang juga Ketua AKD Kecamatan Tambak itu. (faiz/aam)