GresikSatu | Korban gantung diri di Dusun Ploso, Desa Kalipadang, Kecamatan Benjeng, Gresik meninggalkan surat wasiat. Diduga surat tersebut ditulis sendiri sebelum korban Imam (28) memutuskan gantung diri.
Dalam isi surat tersebut, ia meminta maaf kepada keluarganya jika sering membuat masalah. Surat dalam Bahasa jawa itu, juga tertera ia minta dimakamkan dekat ibunya, setelah ia ditemukan meninggal.
Adapun isi surat itu “Aku minta maaf bila selama iki gawe salah trauma. Gawe neng Rati sepurane seng Ake.. Terus gawe Ayah Sholeh mator suwon wes gelem nerimo aku.. Sepurane sering gawe resek ndok kene. Gawe kakak sepurane nek aku sering gawe mangkel. Aku emo ng Kalimantan tambah gawe beban ae nang kono. Tolong nek aku wes gak onok, fotoen kirim nang Mama’e Arsel ambek ibuk”
Tidak hanya itu, korban juga meninggalkan password HP miliknya dengan menggambar pola sandi HP. Hal ini diduga agar yang pertama kali menemukan dirinya tewas, bisa membuka hp korban dengan mudah.
Hingga kini belum diketahui apa yang menjadi penyebab pemuda itu memutuskan gantung diri. Namun sesuai surat yang ditulis, korban tidak mau kembali ke Kalimantan Timur, tempat dirinya berasal.
Sementara itu, Informasi yang dihimpun, kejadian bunuh diri oleh pemuda tersebut sekitar pukul 15.00 WIB, Jum’at (2/6/2023). Korban melakukan bunuh diri dengan menggunakan tali tampar yang dililitkan ke lehernya.
Kapolsek Benjeng Iptu Alimin Tunggal mengungkapkan, sebelum kejadian korban bersama kakaknya Rendra sedang berbincang-bincang di rumah pamannya korban, Sholeh. Keduanya berbicara tentang keberangkatan korban yang akan dititipkan ke teman kakaknya menuju Kalimantan.
“Kakak korban Rendra hendak memulangkan adiknya, dengan menitipkan ke teman sopir truk yang ke Kalimantan,” ucapnya, Sabtu (3/6/2023).
Lalu, setelah pembicaraan tersebut kakak korban berpamitan kepada korban untuk mandi. Mempersiapkan keberangkatan korban untuk pulang ke Kalimantan. Tidak lama, setelah mandi kakak korban memanggil korban. Namun, panggilan tersebut tidak terjawab. Kakak korban selaku saksi pun mencari keberadaan korban. Akhirnya saksi masuk kedalaman rumah, dan tepatnya di dalam kamar tidur belakang rumah.
“Korban ditemukan kakaknya tergelantung lehernya terikat tali tampar. Saksi kemudian memotong tali tampar dengan arit, yang melilit leher korban hingga terlepas,” jelasnya.
“Setelah tali berhasil dilepas, korban dengan kondisi sujud di samping tempat tidur, langsung diangkat dan dibaringkan di tempat tidur. Nyawa korban pun tidak bisa tertolong,”tambahnya.
Atas kejadian tersebut, didapati informasi bahwa meninggalnya korban gantung diri, karena depresi dan tidak mau menyusahkan keluarganya.
“Setelah dilakukan pemeriksaan luar oleh bidan desa di TKP. Tidakt ada tanda – tanda kekerasan hanya bekas ikatan tali di leher korban. Pihak keluarga menerima dengan ikhlas atas kejadian tersebut,” pungkasnya. (faiz/aam)