Buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita Berikan Nuansa Mendongeng untuk Pembaca

GresikSatu | Buku dengan judul Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita: Kisah Kearifan Lokal Gresik Tempo Dulu, resmi diluncurkan, pada Minggu (15/9/2024).

Buku ini diinisiasi dari Yayasan Mata Seger bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Balai Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek.

Bertempat di Gedung Nasional Indonesia, Minggu (15/9/2024). Kris Adji AW bersama 40 penulis dari berbagai latar belakang dan genre menyapa dunia sastra Indonesia dalam proyek kolaborasi terbaru ini.

Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita menawarkan pengalaman membaca yang berbeda dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya. Kali ini, ia mengajak pembacanya untuk merasakan nuansa mendongeng yang kental, membawa pembaca dalam perjalanan emosional yang mendalam.

Buku ini adalah langkah berani Sang Gresik untuk menjelajahi format dan gaya penulisan baru. Jika sebelumnya, karya-karya Sang Gresik seringkali berbentuk narasi kompleks dengan latar belakang sosial dan politik, “Cahaya di Ujung Langit” menawarkan pendekatan yang lebih personal dan bersifat fabel.

Dengan gaya bahasa yang puitis dan struktur cerita yang mirip dengan dongeng klasik, Sang Gresik berhasil menciptakan sebuah karya yang terasa hangat dan akrab.

Ketua Yayasan Mataseger, Kris Adji AW menyampaikan bahwa buku tersebut memuat kisah-kisah kearifan lokal, ia ingin mengajak semua orang untuk memahami jati diri sebagai manusia.

Baca juga:  Rumah Sakit Bayt Al-Musaadah Mambaus Sholihin Dibangun dari Hasil Iuran Santri dan Alumni

Diketahui, buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita merupakan trilogi ketiga dari buku Sang Gresik Bercerita. Yang pertama, Sang Gresik Bercerita (SGB), kedua Sang Gresik Bercerita Lagi (SGBL). Dan ketiga, Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita (LSGB). 

“Hal yang menarik adalah selain berlatar sejarah, juga menceritakan cerita-cerita tutur (mendongeng) dan banyak pujian yang kita terima dari karya istimewa ini,” tuturnya.

Kris Adji AW, dengan kemampuannya dalam menggali dan menyajikan cerita-cerita lokal, memberikan sentuhan kedalaman emosional dan kepiawaian naratif dan menghadirkan sentuhan berbeda.

Ia menawarkan pendekatan yang lebih personal dan bersifat fabel. Dengan gaya bahasa yang puitis dan struktur cerita yang mirip dengan dongeng klasik, Sang Gresik berhasil menciptakan sebuah karya yang terasa hangat dan akrab.

Buku Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita adalah antologi cerita yang terdiri dari 70 bab, masing-masing ditulis oleh penulis yang berbeda dengan gaya dan latar belakang yang unik.

Buku ini ditulis oleh 40 penulis dengan berbagai latar belakang. Mulai dari yang termuda anak SMP dan ada yang S3, Ketua PAC GP Anshor Gresik, hingga penulis berumur 62 tahun. Jadi latar belakangnya tidak semua penulis. Ada pelajar, arsitek dan masyarakat umum,” ungkapnya.

Baca juga:  Waspada Bahaya Narkoba, Bupati Gresik Bakal Adakan Tes Urine Berkala di Lingkungan Sekolah

Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas peluncuran buku .

Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita.

“Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita adalah wujud nyata dari komitmen kita dalam melestarikan dan memperkenalkan warisan budaya lokal kepada generasi mendatang,” tuturnya.

Ia menyebut, Buku ini adalah sebuah karya yang sangat berharga. Tidak hanya memperkaya khazanah literasi, tetapi juga memberikan gambaran yang mendalam tentang kekayaan budaya dan sejarah Kabupaten Gresik.

“Saya berharap buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan, serta mendorong lebih banyak lagi inisiatif serupa untuk menggali dan mendokumentasikan kisah-kisah berharga dari daerah kita. Mari kita bersama-sama menjaga dan mempromosikan kekayaan budaya yang kita miliki, serta terus mendorong semangat literasi di masyarakat menuju Gresik kaya baca,” ucapnya.

Acara tersebut juga diisi dengan penampilan live musik dari Damar Etnika yang mencetuskan lagu tentang Lagi-lagi Sang Gresik Bercerita. Pemutaran video animasi perdana salah satu judul dalam buku tersebut mengenai kisah bukit Druju Manyar.

Selain itu, Yayasan Mata Seger juga melaunching buku dengan tebal 400 halaman yang berjudul Penguasa-Penguasa di Nagari Tandhes Sejarah Para Bupati Gresik Abad XVII-XX oleh Eko Jarwanto.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler