GresikSatu | Sebanyak 45 Rektor dan 60 anggota Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah se Indonesia mengikuti Gala Dinner International Collaboration di Ruang Mandala Bhakti Praja Lantai 4, Kantor Bupati Gresik, Selasa (30/7/2024).
Dalam agenda besar tersebut, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mempromosikan berbagai keistimewaan kota kepada jajaran Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Indonesia.
Diantaranya mengenai Proyek Strategis Nasional Presiden Jokowi tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Manyar. Hal ini tidak terlepas dari sejarah Gresik sebagai pusat Pelabuhan dan Perdagangan pada masa lampau.
“Ini tentu menjadi sebuah perhitungan besar menempatkan Perusahaan smelter tembaga dunia di Kawasan Gresik,” kata Gus Yani.
Dalam kesempatan itu, Gus Yani juga menyampaikan sejarah agama Islam masuk ke Gresik dengan ditemukannya makam panjang Fatimah binti Maimun. Dari temuan itu lah, Kabupaten Gresik telah menjadi kota pelabuhan internasional masa lampau.
“Kemudian bisa kita lihat dampak perdagangan dengan adanya 4 Etnis di Gresik yang berdampingan, mulai dari Kampung Arab, Kampung Kolonial, Kampung Peranakan Melayu dan Kampung Pecinan,” ungkapnya.
Pelabuhan yang berada di kawasan Bandar Grisse itu lah, disebut menjadi tempat beraktivitas hingga perdagangan. Dimana wilayah jawa kaya akan rempah-rempah sehingga diimpor ke berbagai negara di dunia
“Apa yang dijadikan kaidah oleh Pak Presiden memilih Gresik? Kenapa bukan Lamongan atau Tuban? karena tidak hanya luas garis pantai yang panjang, Kami punya laut dengan kedalaman 16 16 jadinya kapal besar bisa bersandar di pelabuhan dengan baik,” tuturnya.
Keistimewaan lagi yang dimiliki, meski laut dalam, Gus Yani menyebut Kabupaten Gresik bersembunyi di balik Pulau Madura sehingga gelombang air laut tetap tenang tanpa harus ada break water yang menjaga dari gangguan ombak atau tsunami.
“Kabupaten Gresik juga memiliki jaminan tax free holiday dimana pemilik usaha tidak dipungut biaya pajak produksi ketika melakukan pengolahan di dalam kawasan KEK. Inilah salah satu nilai tawar dan daya tarik masuknya smelter terbesar dunia PT Freeport Indonesia,” jelasnya.
Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (AFEB PTMA), Prof Rizal Yaya, sangat terkesan dengan keistimewaan Gresik.
Ia bahkan sempat berkeliling melihat keindahan Wisata Kota Lama dan Bandar Grisse yang disebut-sebut sebagai Ikonik Kota Gresik menggunakan Bus Tingkat BandarGrisse.
“Bagaimana Gresik bisa menginspirasi kita melalui pengelolaan kota dan industrinya, Disini ada industri terbesar di dunia Smelter Freeport. Kemudian wisata religinya hingga makanan khasnya, sampe kita borong semua oleh-olehnya. Kita berharap Gresik semakin maju, sukses, makmur dengan potensinya yang gemilang,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik Nadhiratul Laily. Ia merasa bersyukur atas dukungan dari Pemerintah Daerah hingga sukses menyelenggarakan forum akbar Rektor Muhammadiyah se Indonesia.
“Kami atas nama perwakilan Asosiasi menyampaikan terimakasih kepada Pak Bupati dan jajaran Pemerintah Daerah. Kesuksesan acara ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, semoga para Rektor bisa hadir kembali di tahun berikutnya untuk menikmati wisata yang ada di Gresik,” tandasnya.