Cegah Stunting Sejak Dini, Jazilul Fawaid Tekankan Masyarakat Hindari Makanan Siap Saji

GresikSatu | Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Jazilul Fawaid mengadakan Sosialisasi Empat Pilar, di Hotel Saptanawa Kelurahan Sidomoro, Kebomas, Gresik, pada Sabtu (27/5/2023). Acara tersebut turut juga dihadiri para ibu-ibu Fatayat NU dan Muslimat NU serta banom lainnya.

Dalam kegiatan tersebut Jazilul menekankan ibu-ibu menjadi garda depan penanganan prevalensi stunting di Indonesia. Pencegahan stunting dimulai dari konsumsi makanan bergizi dan menghindari makanan praktis siap saji.

“Saat ini kita dihadapkan dengan sebuah masalah stunting yang berkaitan dengan gizi, sedangkan anak-anak merupakan bibit generasi. Jika sudah kekurangan gizi sejak balita, bagaimana dapat mencetak generasi unggul?,” ungkap politisi asal PKB tersebut.

Baca juga:  6.912 Keluarga di Gresik Berisiko Alami Stunting, 50 Persen dari Bawean

Bahaya makanan siap saji terhadap kandungan (ibu hamil) disebut sebagai memicu resiko cacat lahir hingga bagian paling fatal yakni keguguran. Karena lebih banyak mengandung kalori, tapi minim kandungan gizi.

“Kita bedah alasan kenapa makanan instant lebih digemari, ternyata lebih praktis, ekonomis, murah, mudah, dan berhubungan dengan kondisi ekonomi. Kita lihat dan telaah baik-baik lalu kita atasi bersama dengan pemerintah daerah,” terangnya.

Jazil menyebut padahal Kabupaten Gresik kaya akan hasil perikanan, Sumber daya kelautan berupa ikan begitu banyak, protein dari ikan dapat memberi gizi yang cukup untuk balita hingga ibu hamil.

“Penting untuk para ibu-ibu ini paham bahwa makanan bergizi tidak perlu mahal, tapi alami dan tanpa bahan pengawet. Agar generasi Indonesia bebas stunting, Pemerintah Daerah harus menyiapkan skema yang tepat,” pungkasnya.

Baca juga:  Studio Imajiner Arsitek: Ruang Edukasi, Kreativitas, dan Kolaborasi

Gizi yang didapat anak sejak dari kandungan hingga usia 5 tahun yang menjadi faktor penentu generasi ke depan. Generasi yang cerdas harus sehat sejak dalam kandungan.

Sementar itu dari data ata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, mencatat sebanyak 6.912 keluarga di Gresik beresiko mengelami stunting. Sedangkan angka 50 persennya berada di Pulau Bawean. (ovi/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler