Choi Emem: Lagu Asmara Berlatar Wisata

Pranala itu masih tersimpan di pesan aplikasi WhatsApp. Kira-kira sudah seminggu, pranala itu belum saya klik lagi gara-gara kesibukan. Lalu saya klik lagi. Pranala itu pun terhubung ke video berjudul Terminal Sunan Giri di aplikasi YouTube: Potongan video suasana Terminal Sunan Giri dengan lantunan lagu bahasa Jawa yang diiringi genjrengan gitar.

Judul lagu pada video Terminal Sunan Giri adalah Aku Tresno Padamu. Pada liriknya terdengar: …/Terminal Sunan Giri/ aku ora biso lali/ sekuat-kuate atiku/ nuruti karepmu/ penting ora bubra/ penting ora pisah/ tak lakoni opo sing dadi karepmu mergo/ aku tresno padamu/…  

(terjemahan bebasnya: /Terminal Sunan Giri/ aku tak bisa melupakan/ sebisa-bisa hatiku/ menuruti sikapmu/ yang penting tidak berpisah/ aku maui yang manjadi maumu/ sebab aku mencintaimu/…)

Terasa nuansa asmara ketika saya mendengar liriknya. Cuma jadi ganjil ketika liriknya menyebut Terminal Sunan Giri. Ya, Terminal Sunan Giri adalah tempat pemberhentian bus pariwisata dengan wisatawan berziarah ke Makam Sunan Giri, Gresik. Karena itu, liriknya jadi ganjil karena meletupkan imajinasi tentang latar Terminal Sunan Giri dengan kisah seorang yang melakukan apa saja untuk pasangannya agar mereka tidak berpisah.

Asmara jadi lumer dengan suka cita wisatawan berziarah;semangat tukang ojek atau kusir mengantar wisatawan; sertakegembiraan penjual dilarisi wisatawan. Memang tidak bisa dipungkiri, lagu Aku Tresno Padamu tetap mengingatkan saya pada genre musik yang sempat tren pada beberapa tahun lalu.Tapi itu bukan masalah.

Potret Choi Emem dan keluarga
Sumber: Choi Emem

Mengenalkan Wisata

Pengunggah video Terminal Sunan Giri atau penyanyi lagu Aku Tresno Padamu adalah Choi Emem yang bernama asli Choiron Musyahidin, salah satu pemusik asal Gresik kelahiran 7 Mei 1973. Selain video Terminal Sunan Giri, Choi Emem juga mengunggah beberapa video lain dengan menampilkan laguyang dinyanyikannya: Pelabuhan Gresik-Bawean (lagu Ditinggal Rabi); Stasiun Indro (lagu Stasiun Indro); Wisata Setigi (lagu Tresnoku Wisata Setigi); Wisata Pantai Delegan(lagu Dalegan Sendiri Lagi); Otak-otak Bandeng (lagu Ajur);Alon-alon Gresik (lagu Alon-alon Gresik) hingga Bale Keling (lagu Gladak Balai Keling).

Baca juga:  Pintu-Tembus Perekat Kekerabatan di Kampung Pasar Gede Gresik

Semua lagu di video yang diunggah Choi Emem adalah hasil ciptaannya sendiri. Saya jadi mengingat kembali percakapan kami sehabis Sholat Jumat (kebetulan Choi Emem adalah salah satu takmir) di Masjid Baiturrochim, Jalan Mutiara, PPS, Gresik.

Dalam percakapan, Choi Emem mengungkapkan bagaimana proses menciptakan lagu: “Nyanyinya los, Mas. Gak atek nyatetlirik.” Dan Choi Emem mulai intens menciptakan lagu hampir setahun ini (terhitung Maret 2022).

Meski bernyanyi secara los, saya kira ada keseriusan. Terbacapada lagu-lagunya banyak berlatar wisata di Gresik. Kesan yang saya tangkap adalah Choi Emem ingin mengenalkan wisata Gresik lewat lagu-lagunya.

Wisata tempat Gresik sebagai latar tersaji pada lirik lagu Tresnoku Wisata Setigi: Panase kuta Gresik/ ra dadi penghalangku/ gumon wisata Setigi/ ra dadi ciut nyaliku/ paribasan teklek kejegur kalen/ tinimbang nggolek/ wis nok sing ngajak balen/…

(terjemahan bebasnya: Panasnya Kota Gresik/ bukan jadi penghalangku/ heran wisata Setigi/ bukan jadi kecil nyaliku/ seperti peribahasa teklek kejegur kalen/ tinimbang nggolek/ wis nok sing ngajak balen/…)

Pantai Dalegan
Sumber: https://disparbud.gresikkab.go.id/2021/07/29/grebek-vaksinasi-di-4-lokasi-destinasi-wisata-gresik/

Wisata tempat Gresik yang lain sebagai latar tersaji pada lagu Dalegan Sendiri Lagi: Silir-silir angin segara/ Pantai Dalegan ndadekno atiku gelo/ sopo sing kuat nyandang tresno karo kowe/ aku kere kowe balungan suge/…

(terjemahan bebasnya: Sejuk angin laut/ pantai Dalegan bikin hatiku sesal/ siapa yang kuat menyandang cinta denganmu/ aku miskin kamu tulang kaya/…)

Wisata tempat Gresik yang merakyat sebagai latar tersaji pada lagu Alon-alon Gresik: Alon-alon Gresik/ udane mbarengi/ eluh ning pipiku/ nembus ning atiku/…

(terjemahan bebasnya: Alun-alun Gresik/ Hujannya bersamaan/ air mata di pipiku/ menembus di hatiku/…)

Baca juga:  Kisah “Rongsang” dalam Pameran Seni Rupa di Gresik
Otak-otak Bandeng
Sumber: https://disparbud.gresikkab.go.id/2020/05/20/otak-otak-bandeng/

Selain wisata tempat, Choi Emem juga menggarap wisata kuliner Gresik, seperti pada lagu Ajur: …/otak otak bandeng/ aku koyok wong gendeng/ ngenteni janjimu nganti sprene ora ono nyatane…

(terjemahan bebasnya: Otak-otak bandeng/ aku seperti orang gila/ menunggu janjimu sampai sekarang tidak ada bukti)

Dari lirik-lirik di atas, saya mencatat Choi Emem menggarap lagu dengan sentuhan latar wisata religi/tempat (Setigi, Dalegan, Giri, Bale Keling, Stasiun Indro, Alun-alun Gresik), hingga wisata kuliner (Otak-otak Bandeng) yang ada di Gresik. Cara pengenalan wisata Gresik dari Choi Emem perlulah diapresiasi karena ada spirit kreativitas.

Apalagi Choi Emem merekam sendiri lagu-lagunya dengan menampilan video dan lirik lagu serta mengunggah ke aplikasi Youtube agar dinikmati khalayak umum. Apa yang dilakukan Choi Emem juga bisa dilakukan oleh siapa saja (tergantung semangat dan kadar cintanya demi perkembangan dan kemajuan wisata di Gresik).

Kover album qasidah modern Satra Nada sekitar tahun 2000-an
Sumber: Choi Emem

Choi Emem

Cho Emem bukanlah pemusik yang tiba-tiba hadir menciptakan lagu asmara berlatar wisata. Jauh sebelum penciptaan lagu itu, Choi Emem pernah menjadi anggota Lesbumi Gresik tahun 90an. Waktu itu, Choi Emem aktif ketika Lesbumi Gresik diketuai oleh almarhum Toni dan almarhum Ucok Supandi.

Choi Emem di acara Aksi Kalangan Pesisir 2001
Sumber: Aji

Selain anggota Lesbumi Gresik, Choi Emem bersama Herman Nasution pernah aktif berkesenian di Tabuhan Segoro (komunitas seni yang berfokus di bidang musik). Tabuhan Segoro dulu berlatih di Diknas Karangturi. Pada tahun 2001, Tabuhan Segoro ikut bagian dalam kegiatan Aksi Kalangan Pesisir di Lumpur, Gresik, yang cukup menjadi kenangan bagi masyarakat Kelurahan Lumpur. Sempat juga Choi Emem bergiat di musik Qasidah Modern dan menghasilkan beberapa album VCD, salah satunya Satra Nada sekitar tahun 2000-an.

 

Catatan: Kolom Sastra GresikSatu diasuh oleh penyair dan penikmat seni rupa Aji Saiful Ramadhan yang tinggal di Gresik.

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img