GresikSatu | Menjelang pelaksanaan rukyatul hilal untuk menentukan satu Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu (29/3/2025) sore nanti, kondisi cuaca di Gresik tampak berawan. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil pengamatan hilal yang menjadi penentu Hari Raya Idulfitri.
Ketua Lembaga Falahiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Gresik, Muchyiddin Hasan, mengatakan bahwa seluruh perangkat dan instrumen untuk pelaksanaan rukyatul hilal telah disiapkan dan terpasang dengan baik. Namun demikian, faktor cuaca tetap menjadi kendala utama dalam proses pengamatan.
“Menurut perhitungan, data menunjukkan bahwa bulan masih berada di bawah ufuk. Ijtimaknya diperkirakan terjadi menjelang pukul 18.00 WIB. Dalam kondisi ini, Bulan akan tenggelam terlebih dahulu dari Matahari. Prediksi ini mengindikasikan bahwa hilal kemungkinan besar tidak akan terlihat,” jelasnya.
Muchyiddin menambahkan, lokasi utama rukyatul hilal tetap difokuskan di kawasan Condrodipo. Di tempat ini, tim pengamat akan mencocokkan hasil hisab atau perhitungan astronomis dengan kondisi faktual di lapangan.
Ia juga menjelaskan bahwa elongasi bulan, yakni jarak sudut antara bulan dan matahari, saat ini berada pada rentang 0 hingga 1 derajat. Kondisi ini memperkecil kemungkinan hilal dapat terlihat secara kasat mata.
“Kalau di bawah ufuk, artinya elongasinya masih 0-1 derajat,” tuturnya.
Jika hilal tidak dapat teramati akibat cuaca mendung atau karena secara posisi astronomis tidak memungkinkan, maka hasil rukyat tersebut akan dilaporkan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam sidang isbat nasional.
“Proses penentuan awal Syawal tetap berpedoman pada hadis Nabi Muhammad SAW. Jika hilal tidak terlihat, maka penetapan bulan Ramadan akan diistikmalkan atau disempurnakan menjadi 30 hari,” tandasnya.