GresikSatu | Dampak banjir yang terjadi di Pulau Bawean Gresik, beberapa tembok penahan tanah (TPT) dan tembok penahan gelombang (TPG) di Pulau Bawean rusak.
Terparah di Desa Telukjatidawang, tembok penahan gelombang (TPG) di desa setempat rusak dan ambles jatuh ke laut.
Selain itu, juga TPG di Desa Tanjungori, tembok penahan tanah (TPT) di Desa Tambak, TPT Desa Telukjatidawang, Jembatan Apung di Desa Sidogedungbatu, dan dua plengsengan sungai di Desa Lebak.
Kepala UPT Pengelolaan Jalan, Jembatan, (PJJ) dan Sumber Daya Air (SDA) Wilayah Bawean Ansari Lubis mengatakan, tujuh titik kerusakan itu sejak awal banjir dan cuaca buruk di bulan Desember 2022 lalu. Dari tujuh titik tersebut didominasi kerusakan plengsengan dan TPG.
“Semuanya sudah kami beri garis penanda, agar masyarakat tidak terjatuh. Kami juga sudah usulkan perbaikan ke DPUTR Kabupaten Gresik,” ucapnya, Kamis (19/1/2023).
Nantinya, ujar dia usulan tersebut segera ditindaklanjuti oleh Dinas. Sebelum kerusakan bertambah besar. Seperti TPG di Desa Telukjatidawang.
“Kami usulkan di anggaran 2023, entah masuk bantuan tak teduga (BTT) atau bagaimana kamu belum menerima informasi lebih lanjut dari Kabupaten,” ujarnya.
“Kalau tidak segera diperbaiki, akan bertambah besar kerusakan,” tambahnya.
Bagaimana dengan banjir kemarin, Rabu (18/1/2023). Pihaknya masih melakukan pendataan di beberapa jalan dan plengsengan maupun TPG di beberapa desa yang terdampak banjir.
Terpisah, Kepala Desa Telukjatidawang Fahrur Rozi tidak bisa berbuat banyak tentang kerusakan TPG di Desanya. Pihaknya hanya punya wewenang sebatas melaporkan ke Upt.
“Sudah dilakukan survei oleg Upt terkait. Namun, kalau tidak segera dilakukan perbaikan. Akses jalan lingkar menuju Kecamatan Tambak dan Sangkapura hanya bisa dilalui satu mobil saja,” ungkapnya. (faiz)