Dampak Gempa di Bawean Gresik, Pagar Penangkaran Rusa Rusak, 20 Rusa Kabur

GresikSatu | Gempa yang melanda Pulau Bawean pada tanggal 22 Maret lalu meninggalkan jejak pahit bagi penangkaran rusa di wilayah tersebut.

Pagar yang melindungi area penangkaran rusa di Desa Pudakit Timur, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, mengalami kerusakan serius akibat guncangan gempa.

Kepala Resort Konservasi Wilayah (RKW) 11 BKSDA Pulau Bawean, Nur Syamsi, mengatakan, gempa dengan kekuatan 6,5 magnitudo telah menyebabkan pagar di penangkaran rusa jebol dan miring ke bawah sekitar 50 meter.

“Akibat peristiwa tersebut, ada 20 rusa Bawean yang kabur dari penangkaran,” ucapnya.

Lebih lanjut, Syamsi menjelaskan bahwa dari total 26 rusa yang ada di penangkaran, 20 di antaranya berhasil melarikan diri, sementara 6 rusa lainnya mati akibat stres yang dialami pasca-gempa.

Baca juga:  Pemulihan Pasca Gempa di Bawean Gresik: PMI Jatim Berikan Edukasi dan Dukungan Psikososial

“Dua rusa kritis ini akhirnya mati karena stres,” tambahnya.

Sementara itu, upaya perbaikan pagar penangkaran masih terkendala oleh keterbatasan anggaran. Saat ini sebagai upaya pelindungan rusa, telah diberikan jaring sebagai alternatif sementara.

“Karena pagarnya terbuka para rusa dikejar anjing, stres semua, hingga kondisi kritis dan mati,” papar Syamsi.

Pihak penangkaran saat ini masih berkoordinasi dengan BKSDA Jatim dan Taman Safari Indonesia (TSI) untuk mendapatkan solusi terbaik.

“Atau alternatif lainnya, rencananya akan ambil rusa di Pantai Mombul. Dengan berkoordinasi bersama TSI,” tuturnya. 

Diketahui, di Pulau Bawean, ada dua pengkaran rusa. Pertama di Pudakit Timur milik Sudir warga setempat, dan kedua di Wisata Mombul milik Jazilul Fawaid. 

Baca juga:  Gagal Mendahului, Ibu Guru di Gresik Tewas depan Anaknya

“Keduanya legal dan semua izinnya diakomodir oleh BKSDA dan TSI,” pungkas Syamsi.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img