GresikSatu | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik segera menghadirkan 47 armada feeder guna meningkatkan konektivitas transportasi dalam kota.
Feeder ini akan menghubungkan layanan Trans Jatim dengan rute mikrolet (angkot) yang masih aktif, memudahkan akses ke daerah-daerah yang sulit dijangkau bus besar.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik Khusaini, mengatakan, tahap awal penerapan angkutan feeder ini mencakup empat trayek di wilayah perkotaan.
Salah satu jalur utamanya adalah dari Terminal Bunder menuju Jalan Gubernur Suryo dan terkoneksi dengan Pelabuhan Gresik.
“Empat trayek ini akan melayani beberapa titik penting di kota. Feeder akan beroperasi di rute-rute yang sulit diakses bus besar, memastikan semua daerah tetap terhubung,” jelas Khusaini, Minggu (20/10/2024).
Rencananya, kajian angkutan feeder akan disampaikan terlebih dahulu tahun 2025. Dan saat ini telah di tahap pembangunan halte Feeder di terminal C Bunder atau yang dulunya terminal angkot.
Klaim Tidak Ada Pihak yang Dirugikan
Pemkab Gresik memastikan pengemudi dan pengusaha angkot tidak akan dirugikan dengan hadirnya angkutan feeder ini. Pengemudi lama akan direkrut, dan komunikasi dengan para pemilik angkot sedang dilakukan agar mereka tetap dapat berpartisipasi dalam program ini.
“Kami tidak menghapus angkutan pedesaan. Justru kami ingin menggantinya dengan angkutan kota baru dengan spesifikasi yang sesuai. Driver lama bisa tetap bekerja dengan kendaraan yang lebih modern,” tambahnya.
Spesifikasi Armada dan Operasional Terjadwal
Armada feeder yang digunakan akan memiliki spesifikasi serupa dengan angkutan wira-wiri di Kota Surabaya, yakni berupa kendaraan kecil yang bisa menjangkau jalan-jalan sempit. Sistem operasionalnya akan meniru Trans Jatim, dengan keberangkatan setiap 15-20 menit tanpa ngetem terlalu lama di halte.
Saat ini, pembangunan halte feeder sedang berlangsung di Terminal C Bunder, yang sebelumnya dikenal sebagai terminal angkot. Nantinya, terminal ini akan menjadi titik keberangkatan dan kedatangan utama bagi armada feeder.
“Dengan sistem baru ini, kami berharap layanan transportasi akan lebih efisien dan nyaman bagi masyarakat. Ini juga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan pengemudi dan pengusaha lokal,” pungkas Khusaini.