GresikSatu | Unit Resmob Satreskrim Polres Gresik berhasil mengamankan WS, seorang daftar pencarian orang (DPO) dari sindikat pembobol saldo ATM.
WS ditangkap setelah sebelumnya dua rekannya lebih dulu diamankan oleh pihak kepolisian. Penangkapan WS merupakan hasil pengembangan kasus yang telah diungkap lebih awal.
Kanit Resmob Polres Gresik, Ipda Andi Muh Asyraf Gunawan, mengungkapkan bahwa WS diringkus setelah sempat melarikan diri ke wilayah Buay Runjung, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan. WS dikenal sebagai residivis kasus serupa dan memiliki reputasi sebagai pelaku yang licin.
“Setelah melakukan aksinya, tersangka langsung melarikan diri dan berpisah dengan komplotannya,” ungkap Ipda Andi, Senin (10/3/2025).
WS berperan penting dalam modus ganjal ATM ini. Ia bertugas mendekati calon korban dan meyakinkan mereka bahwa mesin ATM mengalami kerusakan.
“Dia berpura-pura membantu, padahal tujuannya adalah untuk mengetahui sandi atau nomor PIN ATM korban,” jelasnya.
Meskipun WS telah ditangkap, polisi masih memburu satu tersangka lainnya yang terlibat dalam jaringan ini.
“Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mohon waktu untuk proses lebih lanjut,” tambahnya.
Sebelumnya, Satreskrim Polres Gresik lebih dahulu menangkap dua anggota sindikat ini, yakni Yandoni (30) dan Feri Pranata (20), warga Palembang, Sumatera Selatan, pada 13 Februari lalu.
Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz, menjelaskan bahwa penyelidikan bermula dari laporan korban yang kehilangan saldo rekening setelah menggunakan mesin ATM di kawasan Jalan Veteran, Kecamatan Kebomas.
“Korban mengaku bahwa kartunya tertelan oleh mesin ATM, sehingga ia pergi meninggalkan lokasi tanpa membawa uang,” jelas AKP Abid.
Rupanya, sebelum korban menggunakan mesin ATM, para pelaku sudah memasang alat khusus pada slot kartu, sehingga kartu menjadi tersendat dan sulit dikeluarkan.
“Saat itulah pelaku berpura-pura membantu korban,” ujar mantan Kasatreskrim Polres Jember itu.
Modus kejahatan mereka adalah meminta kode PIN korban dan meyakinkan bahwa mesin ATM sedang mengalami gangguan. Setelah korban pergi, mereka langsung menguras saldo rekening yang mencapai Rp15,8 juta. Kartu ATM korban masih tertinggal di mesin, yang sebenarnya tetap berfungsi normal.
“Kami menyita sejumlah peralatan yang digunakan para pelaku untuk melancarkan aksinya,” tambahnya.
Dari hasil penyelidikan, sindikat ini diketahui telah beraksi di tujuh lokasi ATM berbeda di Surabaya, Gresik, Bondowoso, dan Kediri. Total kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan juta rupiah.