Dua Kader PMII Gresik Gugur saat Mencari Nafkah di Tengah Laut Bawean

GresikSatu | Kabar duka datang dari organisasi pemuda, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bawean, Gresik. Dua kadernya dikabarkan gugur saat mencari nafkah di tengah laut lepas. Korban terseret ombak hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Dua pemuda itu diketahui bernama Abdul Fayyad (25) dan Asy’ari (28). Keduanya berasal dari desa yang sama. Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Kedua pemuda itu dikenal sebagai aktivis dan organiasator di Pulau Bawean. Mulai dari PMII Bawean, hingga Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Bawean.

“Saya bersaksi kedua korban meninggal dalam keadaan Sahid, di hari yang mulai Jumat dan meninggal saat mencari nafkah untuk keluarga,” ucap sahabat korban Guntur dengan meneteskan air matanya. 

Guntur menyebut, PMII dan GP Ansor Bawean berduka atas meninggalnya kedua kader terbaik di Bawean. Bahkan Guntur menilai keduanya sebagai Panglima. “Sebutan itu tak lepas dari totalitas dan solidaritas kepada organisasi dan keluarga,” tutur Guntur. 

Keduanya meninggal terseret arus gelombang laut, saat mencari ikan di Perairan Laut Dusun Telukkemur, Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak Pulau Bawean kemarin petang, sekitar pukul 17:30 WIB, Jumat (12/8/2022). Korban Fayad lebih dulu ditemukan. Sedangkan Asy’ari siang tadi, Sabtu (13/8/2022) sekitar pukul 12:30 WIB ditemukan. 

Baca juga:  Peringati HSN 2024, Ponpes Al-Muniroh Gresik Bantu Warga Binaan dengan Paket Kebutuhan Mandi

Kronologisnya, korban Fayad bersama tiga rekannya Sahlul, Safir, dan Asy’ari sedang menebar jaring ikan di lokasi kejadian sekitar pukul 15:15 WIB. Nah, pada saat menebar jaring yang kedua kalinya. Korban Fayad ditegur rekannya agar tidak melewati area yang ada lubang dan arus laut.

[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]

Namun korban Fayad pun sudah terlanjur berjalan hingga terperosok dan jatuh terbawah arus. Mirisnya korban juga tidak pandai berenang. Sehingga korban pun tenggelam. Satu per satu rekannya menolong korban yang sudah tenggelam.

Safir berusaha berenang menyelamatkan korban, namun tidak berhasil lantaran tidak kuat berwenang. Akhirnya korban Asy’ari pun langsung melompat ke air menolong Fayad dan Safir. Niat hati menolong korban, namun takdir berkata lain. Asy’ari justru ikut tenggelam dan meninggal. 

Sedangkan rekan Sahlul langsung menuju ke pinggir bibir pantai untuk meminta pertolongan warga sekitar. Sahlul pun membawa perahu kecil (jukong kalotok istilah Bawean) tanpa mesin ke tengah laut lokasi kedua korban tenggelam. Akhirnya Safir terselamatkan, dan Fayad sudah ditemukan mengambang dalam keadaan meninggal. 

Kapolsek Tambak Iptu Saifudin mengatakan, korban Fayad lebih dulu ditemukan kemarin petang, Jumat (12/8/2022) sekutar pukul 17.30 WIB. Sedangkan korban Asy’ari baru ditemukan hari ini, Sabtu (13/8/2022). Nelayan setempat menemukan Asy’ari tersangkut di dalam batu karang yang berjarak 15 meter dari lokasi kejadian. 

Baca juga:  Korban Terseret Arus Bengawan Solo di Gresik Ditemukan Meninggal, Jenazah Mengapung di Bibir Sungai

“Korban Asy’ari ditemukan warga nelayan sekitar. Dengan dilakukan masker atau menyelam ke dasar laut,” ungkapnya, Sabtu (13/8/2022). 

Dikatakan, jasad korban Fayad langsung dibawa ke rumah duka dan dimakamkan jumat malam. Sedangkan korban Asy’ari juga dibawa ke rumah duka dan dimakamkan. 

“Sejak kemarin, Jumat (12/8/2022) warga sekitar beserta Kepafa Desa Tamyis, mencari dan menyisir korban Asy’ari. Hingga akhirnya ditemukan meninggal,” ujarnya. 

Kapolsek pun menghimbau kepada nelayan di Bawean, khusunya warga Kecamatan Tambak untuk melihat status kondisi cuaca sebelum melaut atau mencari ikan di Laut. Hal ini agar tidak terjadi korban tenggelam saat mencari ikan di laut. 

Kepala Desa Kepuh Teluk Tamyis menambahkan, saat kejadian air laut sedang surut. Dan mereka korban sedang menjaring ikan ke tengah laut. Saat itu air laut hanya ukuran perut seseorang. “Mungkin tidak tau kalau ada arus dan daerah yang rawan arus, akhirnya tenggelam,” tambahnya. 

Untuk itu, kedepan pihaknya akan melakukan himbauan kepada warga dan memasang pertanda di kawasan rawan arus laut Desa Kepuh Teluk. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img