GresikSatu I Sanggar Daun kembali mengeksplor bakat-bakat anak didiknya. Kali ini, dua seniman lukis cilik asal Gresik unjuk karya bertema Art Journey into The Future dengan menampilkan 38 karya bertempat di Galeri salah satu mall di kota Gresik.
Dua seniman itu bernama Annisa Nismara Halimah (6 ), siswi kelas 1 SD Al Islam Cerme Gresik kelas 1 dan Annisa Nismara Halimah (6 ), siswi kelas 1 SD Al Islam Cerme Gresik kelas 1.
Pendiri dan pembina Sanggar Daun Arik S. Wartono mengatakan pameran lukisan ini merupakan bagian dari Biennale Jatim IX, menggunakan media cat air dan akrilik dengan beragam teknik, mulai relais hingga ekspresif-naif painting.
“Masyarakat bisa menikmati pameran setiap hari mulai pukul 10.00 WIB – 21.00 WIB di ujung tahun 2021, atau 31 Desember 2021,” ucapnya.
Arik yang juga kurator pameran menjelaskan, kedua anak didiknya memajang masing-masing 20 karya terbarunya. Annisa bergabung di Sanggar Daun sejak berusia 4 tahun, kini Annisa telah mengoleksi 7 penghargaan internasional dan 2 tingkat nasional.
Sedangkan Isabell siswi kelas 4 SDN Ngabetan Cerme belajar di Sanggar Daun sejak berusia 5 tahun. Saat ini telah mengoleksi 10 penghargaan internasional dan 2 nasional. Dia yang terbaik dalam teknik melukis realisme.
“Kemampuan terbaik Annisa adalah dalam teknik melukis ekspresif-naif painting dan Isabell lebih ke realis. Kualitas kedua pelukis belia (Anissa dan Isabell) Kedua pelukis ini sangat produktif dan luar biasa,” kata Arik, Sabtu (18/12/2021).
Lebih jauh Arik menyampaikan, Sanggar Daun berangkat apa yang anak bisa. Jadi hanya mengarahkan dan kemudian memberi masukan dan tidak melakukan intervensi lebih pada bakat anak.
“kalau sudah kelihatan bisa melukis, baru kami arahkan. Anisaa dan Isabell alami dari dirinya sendiri, malah saya tidak mencegah,” ujarnya.
Sementara itu, Fahruddin ayah Isabell mengaku bangga dengan apa yang dihasilkan anak pertamanya. Sebelumnya Isabell lebih banyak melukis jenis manga kartun. Namun dirinya mengaku anaknya yang sedang duduk di kelas IV sering diceritakan kebudayaan dan Gaya hidup di masa lampau.
“Hingga dia bisa mengekspresikan gaya hidup dan kebudayaan masa lampau dalam lukisannya. Seperti Petan (istilah Jawa), membatik, penjual jamu tradisional dan banyak aneka lukisan anak bermain di masa lampau,” ucapnya. (tbk)