Gelar Pameran di Gresik, Muhammad Shodiq Suarakan Kehidupan Petani Tembakau Lewat Seni

GresikSatu | Petani tembakau asal Probolinggo, Jawa Timur, Muhammad Shodiq berhasilkan menorehkan karyanya dalam Pameran tunggal bertajuk Tara Nicotiana di Tujujati Artspace, Kemuteran, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Minggu (2/5/2024).

Tara Nicotiana merupakan sebuah narasi autobiografis yang akan membawa pengunjung untuk membaca kisah keluarga-keluarga petani dan buruh tembakau di Probolinggo.

Melalui karyanya, Shodiq melakukan eksplorasi mendalam terhadap identitasnya yang berakar kuat pada kebudayaan Madura, serta memori masa kecil dan sejarah keluarganya.

Apalagi problem yang dialami petani tembakau sangat kompleks, mulai dari modal yang besar, musim yang tidak sesuai hingga harga jual yang anjlok.

“Di tengah himpitan tersebut, kita tidak memiliki solusi yang jelas. Para petani tidak bisa menggarap lahanya sekaligus tidak ada pekerjaan lain yang bisa diandalkan,” ungkapnya.

Baca juga:  Hiden Sunset Pantai Bahak Tongas di Probolinggo yang Instagenik
Pameran tunggal Muhammad Shodiq bertajuk Tara Nicotiana, paradoks tembakau dan kehidupan akar rumput (Foto: Chofifah/Gresiksatu.com)
Pameran tunggal Muhammad Shodiq bertajuk Tara Nicotiana, paradoks tembakau dan kehidupan akar rumput (Foto: Chofifah/Gresiksatu.com)

Shodiq menceritakan kehidupan petani tembakau di desanya serta menyoroti daya tahan dan siasat adaptif yang dikembangkan oleh petani dalam menghadapi tantangan untuk mempertahankan mata pencaharian di tengah tekanan industri besar, atau beralih ke alternatif penghidupan lainnya.

“Saat kita berusaha mencari alternatif penghidupan lainnya, dan ingin menutup hutang (kerugian modal) kami malah dipertemukan dengan mafia TKI ilegal. Keluarga kami tidak bisa pulang, hidup di negara orang seperti gelandangan,” ucapnya.

Dikuratori Gata Mabarchika, pameran tembakau ini diadakan sebagai lensa untuk mengeksplorasi isu-isu sosio-ekonomi yang lebih luas. Mengajak pengunjung untuk mengapresiasi dimensi kemanusiaan di akar rumput dalam pusaran kapitalisme global secara lebih mendalam.

Baca juga:  Satpol PP Gresik dan Bea Cukai Gencarkan Edukasi Rokok Ilegal

“Jika ditanya mengenai ambiguitas rokok saat disandingkan dengan kesehatan atau peringatan hari tanpa tembakau, saya ingin bertanya tembakau yang mana?” Tanyanya.

“Apakah industri rokok-rokok besar atau kami para petani kecil yang bersusah payah mencari penghidupan? Ditengah narasi protagonis atau antagonis, saya ingin menyuarakan rakyat kecil yang bekerja mati-matian hanya agar bisa makan,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img