GresikSatu | Android dikenal luas sebagai sistem operasi open-source terbesar di dunia. Tapi kabar terbaru menyebutkan bahwa Google berencana untuk mengembangkan Android secara lebih tertutup.
Sejak diperkenalkan pada tahun 2008, Android dibangun dengan dasar keterbukaan melalui Android Open Source Project (AOSP).
Ini memungkinkan vendor seperti Samsung, Xiaomi, hingga startup kecil membangun perangkat di atas sistem Android.
Android Mendominasi Dunia
- Menguasai lebih dari 70% pasar smartphone global
- Menyokong jutaan aplikasi di Google Play Store
- Dipakai dari ponsel, TV pintar, hingga mobil
Google Bakal Menutup Akses Kode Android: Apa Maksudnya?
Google disebutkan akan memperketat pengembangan Android agar lebih tertutup. Artinya, tidak semua pembaruan dan kode sistem akan tersedia secara terbuka di AOSP.
Pengembangan internal akan lebih dulu dilakukan di balik layar sebelum dibagikan (atau tidak sama sekali) ke publik.
Bukan Menutup Total, Tapi Lebih Selektif
Langkah ini bukan berarti Android menjadi closed source sepenuhnya. Namun, sebagian besar inovasi dan fitur kunci akan dikembangkan secara internal dan dibagikan dengan seleksi ketat.
Alasan di Balik Langkah Google Ini
1. Persaingan Semakin Sengit
Dengan banyaknya perusahaan seperti Amazon dan Huawei yang memakai Android tapi memodifikasinya secara masif, Google ingin menjaga kendali atas standar sistemnya.
2. Keamanan dan Stabilitas
Pengembangan tertutup bisa membantu Google mencegah penyalahgunaan kode dan menjaga kualitas fitur sebelum dirilis ke publik.
3. Fragmentasi Android Semakin Parah
Karena sifat terbukanya, banyak versi Android yang terlalu berbeda antar satu produsen dengan lainnya, yang berujung pada masalah kompatibilitas dan pembaruan yang lambat.
Apa Dampaknya untuk Vendor Smartphone?
Produsen Ponsel Harus Lebih Bergantung ke Google
Vendor yang selama ini menggunakan Android AOSP untuk membuat sistem sendiri (misalnya Huawei, atau beberapa pabrikan asal India) mungkin harus memikirkan strategi baru. Ketergantungan pada layanan dan kode Google bisa meningkat.
Inovasi Bisa Terkendala
Karena kode tidak lagi tersedia dengan bebas, beberapa produsen kecil akan kesulitan mengembangkan fitur-fitur unik tanpa akses ke pembaruan inti Android.
Dampaknya ke Pengembang Aplikasi
Ekosistem Aplikasi Bisa Terfragmentasi
- Pengembang harus lebih berhati-hati dalam menyesuaikan aplikasi dengan berbagai versi Android
- Versi custom Android bisa tidak kompatibel dengan aplikasi terbaru
Keuntungan Bagi Pengembang Android Resmi
Bagi mereka yang bermain sesuai aturan Google, sistem yang lebih tertutup bisa meningkatkan prediktabilitas dan stabilitas pengembangan.
Pengaruh terhadap Pengguna Akhir
Apakah Pengguna Akan Merasa Dampaknya?
Mungkin tidak secara langsung dalam waktu dekat. Namun dalam jangka panjang:
- Lebih sedikit perangkat dengan pengalaman Android “murni”
- Update Android bisa lebih cepat untuk perangkat yang mengikuti sistem resmi
- Pengguna bisa lebih “terkunci” pada ekosistem Google
Android dan Open Source
Android Tidak Sepenuhnya Tertutup
Google tetap mempertahankan beberapa bagian sebagai open source. Tapi tren ini menunjukkan arah yang lebih tertutup dari tahun ke tahun.
Google Mengontrol, Bukan Menghapus
Yang dilakukan Google lebih ke “menyaring” dan “mengawasi”, bukan sepenuhnya menghapus sifat terbuka Android.
Dengan kondisi ini, bukan tak mungkin proyek seperti LineageOS, HarmonyOS (Huawei), atau bahkan sistem baru akan mendapat lebih banyak perhatian.
Dalam lima tahun ke depan, kita mungkin akan melihat Android versi “resmi” yang lebih mirip iOS—tertutup, dikontrol, dan eksklusif.
Tapi masih ada celah bagi pengembang independen untuk terus menciptakan inovasi alternatif.
Cara Pengembang dan Vendor Bisa Beradaptasi
- Fokus pada aplikasi berbasis web (PWA)
- Pelajari sistem Android resmi dari Google (Android GMS)
- Bangun komunitas yang kuat untuk proyek open source
Keputusan Google untuk mengembangkan Android secara lebih tertutup memang menuai pro dan kontra.
Tapi satu hal pasti: ini akan membentuk masa depan ekosistem teknologi mobile. Perusahaan, pengembang, dan pengguna harus bersiap beradaptasi dalam lanskap Android yang baru—lebih terkontrol tapi (mungkin) lebih terstandar.