Harga Cabai Setara dengan Daging, Pedagang Pasar Gresik Mengeluh Sepi Pembeli

GresikSatu | Harga cabai rawit di Kabupaten Gresik melonjak drastis pada awal tahun 2025, yakni sebebsar Rp 100 ribu per kilogram.

Kenaikan harga cabai ini bahkan menyamai harga daging sapi di beberapa tempat. Kenaikan ini membuat para pedagang pasar kesulitan, karena pembeli semakin jarang datang.

Romli, seorang pedagang di Pasar Baru Gresik yang sudah berjualan selama lebih dari 20 tahun, mengungkapkan bahwa kenaikan harga ini mulai dirasakan sejak seminggu terakhir.

“Saat ini harga cabai rawit mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Sebelumnya hanya sekitar Rp 40 ribu per kilogram,” kata Romli, Senin (13/1/2025).

Ia menjelaskan bahwa untuk menjaga margin keuntungan, ia terpaksa menaikkan harga jual di tokonya.

“Kemarin saya kulak (membeli grosir) Rp 80 ribu, lalu saya jual Rp 100 ribu per kilogram. Sebelum naik, harga kulakan hanya Rp 35 ribu, dan saya jual sekitar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram,” tambahnya.

Baca juga:  Harga Cabai di Gresik Jelang Nataru Meroket, Tembus hingga Rp 100 Ribu

Akibat tingginya harga cabai yang kini setara dengan harga daging sapi, Romli memilih untuk tidak membeli cabai dalam jumlah besar.

“Hari ini saya tidak kulak cabai rawit. Harganya terlalu mahal dan pembeli semakin sepi,” keluhnya.

Hal serupa juga dialami oleh Faishol, pedagang sayur dan sembako di pasar yang sama. Ia menjual cabai rawit dengan harga sedikit lebih murah dibandingkan Romli, tetapi tetap merasa kesulitan menarik pembeli.

“Sekarang saya jual Rp 95 ribu per kilogram, sebelumnya hanya Rp 40 ribu. Pembeli mengeluh, tapi saya juga tidak bisa berbuat banyak karena harga dari kulakan sudah tinggi,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik, Yoedi Setiyono mengatakan, fluktuasi harga pada sejumlah komoditas masih dalam batas wajar kecuali cabai rawit merah.

Baca juga:  Sampah Laut Jadi Momok, PT Semen Padang dan Kementerian KKP Berkolaborasi Luncurkan Program Nabuang Sarok

“Saat ini masyarakat sudah mulai peduli. Yakni dengan menanam cabai rawit di halaman rumah imbas harga di pasar melambung tinggi,” ucapnya.

Kendati demikian, pihaknya terus mengontrol stok di lapangan. Sebab dalam waktu dekat akan masuk periode Bulan Ramadan.

“Kalau untuk stok aman. Tapi curah hujan tinggi seperti ini yang beresiko adalah komoditas basah seperti cabai rawit,” tandasnya.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img