GresikSatu | Harga mie instan di sejumlah supermarket dan toko di Gresik mengalamai kenaikan. Namun yang terpantau naik sementara ini masih mie merk Indomie. Harganya naik menjadi Rp 3 ribu per bungkus.
Kenaikan harga itu seperti halnya di Toko Sarikat Jaya, Jalan Kartini Gresik. Terpantau sejak akhir bulan Juli, satu karton atau dua harga mie instan Indomie sudah merangkak naik menjadi Rp 110 ribu. Dari harga sebelumnya Rp 105 ribu.
Artinya untuk harga ecer Indomie milik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, mie goreng dibanderol Rp 3 ribu dari harga sebelumnya, yakni Rp 2 ribu 5 ratus.
Salah satu pembeli Tarom juga merasakan imbas dari kenaikan harga mie instan. Imbas kenaikan mie instan berdampak saat dirinya makan di warung. Biasanya Tarom membeli mie seharga Rp 4 ribu satu porsi. Kini, menjadi 6 ribu. Ada kenaikan Rp 2 ribu satu porsi.
“Harga itu mie satu bungkus. Mulai Agustus ini naik,” ucapnya, kepada media ini, Rabu (10/8/2022).
Kendati kenaikan hanya Rp 2 ribu tentu berimbas pada pemuda yang berusia 25 tahun itu. Pasalnya dia termasuk kalangan pemuda kos yang sedang merantau ke kota. Apalagi mie instan ini jenis makanan yang ramah dikantong.
“Mie instan terutama indomie ada dimana-mana, tapi kalau naik ya jadi beban kalau lapar malam-malam,” keluh warga Bojonegoro itu.
Diketahui, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memperingatkan, potensi lonjakan harga mi instan akibat efek domino perang Rusia-Ukraina.
Pasalnya, Indonesia mengandalkan pasokan gandum impor, di mana Rusia dan Ukraina merupakan negara pemasok gandum dunia. Di mana produk turunan gandum salah satunya adalah tepung terigu.
Menurutnya, dampak dari perang ini harga mie instan akan mengalami kenaikan sebesar 3 kali lipat. (faiz/aam)