GresikSatu | Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gresik sepanjang hari Minggu (22/12/2024) menyebabkan sejumlah wilayah dilanda banjir.
Salah satu kawasan yang paling terdampak adalah Jalan KH Syafii, Manyar, yang tergenang air hingga setinggi lutut orang dewasa.
Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas di sepanjang jalan tersebut melambat. Banyak pengendara sepeda motor yang nekat melintasi genangan air mengalami mogok di tengah jalan.
Paling parah mulai dari depan Perum Pondok Permata Suci (PPS) Manyar, Gresik sampai di depan Griya Suci Permai (GSP).
Salah satunya adalah Maulana (34), warga Cerme, yang terpaksa menuntun sepeda motornya setelah mogok saat mencoba menerobos banjir.
“Putar lewat GKB terlalu jauh. Saya kira banjirnya tidak terlalu dalam, ternyata salah perhitungan,” ujar Maulana, pekerja di sebuah perusahaan di Manyar.
Banjir di kawasan ini bukan kali pertama terjadi. Menurut warga sekitar, kondisi ini sudah menjadi langganan setiap kali hujan deras mengguyur wilayah Gresik. Penyebab utamanya adalah buruknya sistem drainase di area tersebut.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi, menyatakan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait mengenai penanganan banjir di Jalan KH Syafii.
“Saluran di depan PPS memang kecil, mengalirnya ke Dahanrejo dan Tebalo, tetapi saluran uditch di sana tidak terkoneksi sampai ke timur,” jelas Hamdi.
Hamdi juga menekankan pentingnya menggunakan alat berat untuk normalisasi saluran. Menurutnya, pengerukan manual tidak akan cukup efektif untuk mengatasi masalah ini.
Selain itu, ia meminta agar perhatian juga diberikan pada saluran di kawasan Manyar dekat pabrik mi instan yang kondisinya memprihatinkan akibat jarang dibersihkan.
“Pengadaan alat berat mobile yang bisa masuk ke sungai kecil perlu diprioritaskan. Alat ini bisa digunakan untuk memperdalam dan memperlebar saluran air yang ada,” tambah politisi PKB asal Menganti tersebut.
Tidak hanya itu, Hamdi juga mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi salah satu penyebab tersumbatnya saluran air yang memperparah banjir.
“Kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan. Banjir ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga kita semua sebagai warga yang tinggal di wilayah ini,” pungkasnya.