Inilah 3 SDN di Bawean Gresik yang Jumlah Murid Baru Tak Sampai 10 Orang

GresikSatu | Sebanyak 3 SD Negeri di Bawean Gresik masih merasakan minim menerima murid baru pada PPDB tahun 2024. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut.

Salah satunya letak geografis sekolah yang berada di wilayah terpencil hingga masalah lainnya.

Berikut 3 SDN di Bawean yang mengalami krisis siswa, yakni jumlah murid baru tak sampai 10 orang :

  1. UPT SD Negeri 372 Gresik

SDN 372 Gresik yang berada di Desa Pekalongan, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean ini kembali hanya menerima dua murid baru pada momen PPDB 2024. Jumlah ini tak ada bedanya jika dibandingkan pada PPDB sebelumnya.

Hal tersebut lantaran letak geografis sekolah berada di atas Pegunungan Fukal, sehingga jauh dari pemukiman padat. Apalagi area sekolah ini hanya ditinggali sekitar 20 rumah.

Plt Kepala Sekolah UPT SDN 372 Gresik, Halipi mengatakan, pada tahun ajaran baru 2023 /2024 ini ada dua murid baru. Sebelumnya ada tiga siswa baru tahun 2022 /2023. Dengan total jumlah 9 murid dari kelas I sampai kelas VI.

“Sama seperti tahun lalu, PPDB kali ini hanya menerima 2 murid. Jadi total ada 10 murid yang sedang menimba ilmu di SDN 372 Gresik,” ungkapnya, Senin (15/7/2024).

Sedangkan jumlah guru mencapai 7 orang, dari mulai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), hingga staf pegawai tidak tetap (PTT).

“Tapi disini setiap tahun selalu ada muridnya, meskipun cuman sedikit. Karena problemmnya wilayahnya tepencil dan akses untuk kemana-mana jauh,” ungkapnya.

Saat ditanya mengenai wacana Regrouping SD, Halipi menyebut rencana tersebut sudah ada sejak bertahun-tahun lalu, namun akan sulit akses warga untuk bisa mendapatkan pendidikan di bangku sekolah.

“Disini cuman ada SD ini saja, tidak ada sekolah jenjang TK maupun SMP. Rata-rata kalo sudah lulus ya mondok atau berangkat sekolah bawa motor atau sepeda sendiri,” tuturnya.

  1. UPT SD Negeri 331 Gresik

Kekurangan murid baru masih dirasakan UPT SD Negeri 331 Gresik, tepatnya di Dusun Poloasem  Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean Gresik. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru tahun 2024, SDN 3 Daun hanya menerima 4 murid baru di tahun ajaran 2024/2025.

Baca juga:  Pabrik PT Gunung Agung Sentosa Menganti Gresik Terbakar

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sekolah UPT SD Negeri 331 Gresik, Safiyanah. Ia mengungkapkan sebagaimana tahun sebelumnya, ada beberapa sekolah yang mendapat murid baru di bawah 5 siswa. Salah satunya sekolah di bawah naungan Safiyanah.

“Jumlah siswa kelas 1, Insyaallah ada 4 anak,” tuturnya, Senin (15/7/2024).

Hal tersebut diakibatkan sekolah ini terletak di daerah terpencil di satu dusun yang hanya berisi 22 Keluarga. Tepatnya di belakang sebuah gunung tinggi.

“SeKecamatan Sangkapura kami paling sedikit muridnya. Total ada 17 siswa dengan 10 guru di SDN 3 Daun ini,” ungkapnya.

Diketahui, sekolah ini setiap tahun hanya bisa mengait para siswa dalam hitungan jari saja. Padahal di wilayah sekolah ini, tidak ada sekolah saingan atau lembaga swasta di sekitar sekolah.

“Dulu pernah menerima siswa baru sampai 60 orang, saat itu angka kelahiran masih sangat tinggi dan belum ada program KB. Seiring berjalannya waktu, Program KB sudah dilakukan dan jumlah angka kelahiran menyesuaikan standar ideal,” terangnya.

Sebelum didirikan SDN 3 Daun, para warga awalnya menempa pendidikan di SDN 1 Daun. Untuk sampai ke SDN 1 Daun, warga Dusun Poloasem harus menempuh perjalanan menaiki bukit. Akibat jarak yang terlalu jauh, tingkat pendidikan pada masa itu masih tergolong rendah.

“Hingga akhirnya dibangunlah sekolah agar tingkat pendidikan disini bisa naik. Antusiasme dari warga juga luar bisa, mereka menjual tanahnya sukarela dengan harga murah agar bisa didirikan sekolah. Meskipun siswanya disini cuma sedikit tapi bukan jadi alasan untuk anak tak memperoleh pendidikan yang layak,” ungkap Kepala Sekolah yang baru mengabdi selama 2 tahun di SDN 331 Gresik tersebut.

Safiyanah juga membahas mengenai wacana Regrouping hingga fasilitas sekolah yang mulai lapuk. Sampai peserta didik harus melakukan kegiatan belajar mengajar di halaman sekolah.

“Sempat disurvey karena jumlah siswa menurun hingga ada rencana regrouping untuk efisiensi anggaran, tapi setelah ditelusuri memang tidak memungkinkan karena jarak yang terlalu jauh,” jelasnya.

Baca juga:  Kunjungi Petani Tambak di Gresik, Gus Muhaimin Dapat Keluhan Ketersediaan Pupuk Subsidi

“Sedangkan untuk sarana prasarana, atapnya disini sudah rusak, jendelanya sudah lama dan sulit dikunci sehingga banyak dihuni kalong. Baunya kan cukup mengganggu untuk KBM, jadi siswa terpaksa belajar di luar sekolah. Kami juga berharap ada anggaran rehab, sementara untuk mendapat bantuan tersebut jumlah siswa minimal 60. Sehingga jauh kemungkinan untuk mendapatkan rehab,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan, Dusun Poloasem Desa Daun tak memiliki sekolah jenjang pendidikan PAUD atau Kelompok Belajar Taman Kanak-kanak.

“Disini tidak ada TK, jadi kami juga ikut membantu anak-anak yang berumur 3 tahun untuk belajar sesuai umurnya serta memprediksi berapa jumlah siswa yang akan bersekolah tahun depan. Kami lihat akan ada 2 siswa baru,” tandasnya.

  1. UPT SD Negeri 339 Gresik

Di momen PPDB kali ini, SDN 339 Gresik hanya mendapatkan 6 siswa baru. Sehingga total ada sebanyak 23 siswa untuk ajaran baru dengan 8 guru yang mengajar.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya mendapatkan satu orang siswa.

Sekolah kami ini berada di wilayah dusun yang lingkup penduduknya kecil. Ada disekitar situ yang wilayah penduduk cukup padat namun untuk akses ke sekolah SDN 339 harus memakai sepeda motor, sementara ditempat tersebut ada MINU yang dekat dan berangkat sekolah cukup jalan kaki. Sehingga penduduk padat lebih pilih yang dekat saja,” ungkap Kepala Sekolah SDN 339 Gresik, Ida Sanjaya, Senin (15/7/2024).

Meski begitu, warga sangat antusias dengan adanya SDN 339 Gresik. Mereka menolak adanya Regrouping sebab akan jauh akses dari rumah. Sampai-sampai para warga membuatkan gazebo disebelah tenda untuk guru usai terjadinya gempa yang merobohkan bangunan sekolah.

“Kami cukup terharu dengan perhatian warga selama ini, Harapannya ada perhatian juga dari Dispendik agar sekolah kami bisa direhab dan siswa beraktifitas di ruang kelas. Meskipun dengan jumlah siswa sedikit kita tidak patah semangat demi mencerdaskan generasi mendatang,” pungkasnya.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler