Innalillahi! Keturunan Ketiga Pemilik Rumah Kemasan Gresik, Oemar Zainuddin Tutup Usia

GresikSatu | Kabar duka datang dari dunia sejarawan Gresik, keturunan ketiga Pemilik Rumah Kemasan Gresik, Oemar Zainuddin menghembuskan nafas terakhirnya pada Kamis (22/8/2024) waktu shubuh.

Sosok yang berjasa dalam dunia sejarah Gresik tersebut dikabarkan tutup usia di Rumah Sakit.

Oemar Zainuddin atau yang akrab dipanggil Pak Noot tidak asing bagi para pemerhati dan pecinta sejarah di Indonesia maupun luar negeri. Ia terkenal sebagai sejarawan dan budayawan Gresik yang tinggal di bangunan kuno Kampung Kemasan, Jalan Nyai Ageng Arem Arem, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.

“Beliau sosok yang sangat dikagumi dan dihormati oleh teman-teman di Dewan Kebudayaan Gresik. Pak Noot terkenal dengan kebaikan hatinya, rasa mengayomi dan selalu mengajak generasi selanjutnya untuk melestarikan budaya melalui nguri-nguri budaya di Gresik. Kecintaannya terhadap Gresik memotivasi seluruh anak muda,” ungkap Ketua DKG, Irfan Akbar Prawiro.

Oemar Zainuddin lahir di Gresik pada tanggal 18 Desember 1940 dan dibesarkan di kota tersebut. Ia merupakan keturunan ketiga dari keluarga besar H Oemar bin Achmad. H Oemar mulai merintis bisnis kulit di Kampung Kemasan dan berjaya antara tahun 1860 hingga 1896.

Baca juga:  Rumah Unik di Perbatasan Kabupaten, Ruang Tamu Masuk Wilayah Gresik Dapurnya Masuk Lamongan

Sebelum menjadi anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Gresik seperti saat ini, Oemar Zainuddin pernah menjabat sebagai Kepala Lembaga Seni Musik Gresik, pegawai Bulog dan guru di SMA 1 Gresik.

“Beliau juga seorang penulis dengan menerbitkan buku berjudul Kota Gresik 1896-1916 sejarah sosial budaya dan ekonomi,” tuturnya.

Sebelum kepergiannya, Irfan sempat mendapatkan chat dari salah satu anak sang legenda Gresik tersebut yang berisi pemintaan doa agar keadaan sang ayah lekas membaik.

“Tanggal 12 Agustus dapat pesan kalo beliau dirawat di ICU dengan indikasi jantung. Tentunya sosok beliau akan terus terkenang di hati kami,” pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan Budayawan Gresik, Kris Adji AW. Pak Noot merupakan sosok berjasa yang ikut mendirikan Komunitas Mata Seger. Bahkan, dulunya rumah dengan kombinasi warna merah dan putih tersebut sempat dijadikan basecamp hingga tahun 2013.

“Pakde Noot ini sosok yang luar biasa, kontribusinya bahkan sudah tidak perlu diragukan terhadap sejarah budaya Gresik. Ia banyak memberikan wawasan dan masukan upaya pelestarian cagar budaya,” terangnya.

Baca juga:  Bupati Gresik Beri Penghargaan ke 30 Pendonor Darah di Hari Donor Darah Sedunia

Komitmen Oemar Zainuddin terhadap pelestarian cagar budaya mulai dari Kampung Kemasan hingga kawasan kota lama sanggup dijaga hingga menutup usia.

Pak Noot juga terkenal sebagai arsiparis dokumen lama di Kampung Kemasan, mulai dari foto, koran, tulisan yang bahkan usianya lebih dari 100 tahun.

Selain itu, ia juga salah satu perintis adanya Bandar Grisse yang sudah dikampanyekan sejak 10 tahun lalu dan baru direalisasikan tahun 2023. Semula namanya Gresik Jalu Heritage (Gresik Kawasan Kota Lama).

“Terakhir ketemu Pakde Noot tanggal 27 Juli kemarin, beliau memang sudah keliatan sakit tapi masih mau menerima tamu dan menjadi narasumber. Terus kemarin dapat info kalo beliau dirawat di RS Muhammadiyah namun karena penyakitnya cukup berat dirujuk ke RSUD Ibnu sina dengan indikasi penyakit paru-paru dan asam lambung,” jelasnya.

Oemar Zainuddin meninggal dalam usia 83 tahun. Sosoknya yang hangat dan berjasa terhadap kemajuan Gresik akan selalu dikenang di hati masyarakat Gresik. Semua rasa cinta dan kebanggaannya terhadap Gresik akan tumbuh di hati generasi masa depan.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler