GresikSatu | Dalam upaya mengamankan suplai bahan baku yang tidak dapat terpenuhi dari dalam negeri, PT Petrokimia Gresik menjalin komunikasi dengan empat duta besar berbagai negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
Duta Besar empat negara yang berkunjung ke Petrokimia Gresik, pada Minggu (5/3/2023) lalu itu, antara lain Maroko, Yordania, Tunisia, dan Uni Emirat Arab (UEA). Komunikasi ini dimaksudkan untuk menjajaki berbagai model kerjasama dalam mengamankan suplai bahan baku.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, perusahannya merupakan produsen pupuk dan bahan kimia terlengkap di Indonesia, serta penghasil NPK terbesar di Asia Tenggara. Kendati demikian, pihaknya mengaku masih merasa khawatir dalam pemenuhan bahan baku yang tidak tersedia dari dalam negeri.
“Karena itu Petrokimia Gresik terus membangun komunikasi dengan negara-negara penyuplai bahan baku agar pasokan aman,” katanya sesuai rilis yang diterima Gresiksatu.com, pada Rabu (8/3/2023).
Dijelaskan, berbagai negara yang sudah kerjasama dengan Petrokimia terkait suplai bahan baku, seperti potasium dari Kanada, Rusia, Belarusia dan Yordania. Bagkan negara penghasil potasium lainnya seperti Laos, juga ikut digandeng. Sehingga suplai bahan baku untuk menjaga ketahanan pangan nasional aman terkendali.
“Bahan baku pupuk produksi Petrokimia Gresik yang selama ini masih membutuhkan dukungan negara lain antara lain KCl, DAP, Phosphate Rock, Ammonium Sulphate, Sulphuric Acid, Phosphoric Acid, Sulphur dan beberapa lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menambahkan, komunikasi dengan negara luar harus dijalan dengan baik. Dengan pertemuan ini tidak menuntut kemungkinan, akan ada kerjasama antara PT Petrokimia Gresik dengan negara penyuplai bahan baku.
Apalagi, lanjut Bakir, kebutuhan pupuk petani Indonesia sekarang mencapai 6 juta ton setiap tahunnya. Paling besar kebutuhan pupuk jenis NPK. Sedangkan Pupuk Indonesia sendiri hanya mampu menyediakan 3,5 juta ton dalam setahun. Karena itu, Jika harganya kompetitif, kerjasama dengan penghasil bahan baku seperti Maroko, Tunisia, atau Yordania akan jadi prioritas.
“Pupuk Indonesia bersama Petrokimia Gresik mengajak para Duta Besar untuk melihat langsung kondisi di lapangan, berapa pentingnya suplai bahan baku dari negara mereka untuk pertanian di Tanah Air,” bebernya. (aam)