Jadi Penyebab Banjir, Warga Lebak Bawean Gresik Gotong Royong Bersihkan Sampah di Sungai

GresikSatu | Puluhan warga dari Dusun Lebak dan Muara, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, bergotong royong membersihkan tumpukan sampah yang menyumbat aliran sungai di dua dusun tersebut.

Sampah kiriman dari hulu menjadi penyebab utama banjir yang melanda desa, merendam 10 rumah, 6 hektar sawah, dan memaksa warga berjuang memulihkan lingkungan.

Tumpukan sampah yang terdiri dari ranting pohon dan limbah plastik menghambat aliran air, hingga menyebabkan sungai meluap dan membanjiri pemukiman serta lahan pertanian.

Kegiatan pembersihan yang dilakukan sejak Jumat (24/1/2025) ini melibatkan puluhan warga yang menyisir aliran sungai sepanjang dua kilometer.

Kepala Desa Lebak, Fadal, menjelaskan bahwa banjir terjadi pada Kamis siang (23/1/2025). Sebagai langkah awal, warga segera melakukan pembersihan sungai untuk melancarkan aliran air yang tersumbat sampah kiriman dari hulu.

Baca juga:  Kepincut dengan Pesona Alam Bawean, Kapal Pesiar Asal Australia Bakal Berlabuh di Bawean Gresik

“Kami menyisir dan membersihkan sungai hingga sepanjang dua kilometer. Pembersihan ini sudah berlangsung selama dua hari. Namun, banjir musiman ini tidak akan selesai jika tidak ada penanganan serius dari pemerintah,” ujar Fadal, Sabtu (25/1/2025).

Fadal menambahkan bahwa normalisasi sungai yang dilakukan dua tahun terakhir tidak cukup efektif. Material kerukan dan bebatuan dari normalisasi sering kali kembali tergerus saat hujan deras. Menurutnya, solusi yang lebih tepat adalah membangun tebing sungai yang lebih tinggi dan kokoh.

“Kami berharap pemerintah dan dinas terkait segera turun tangan. Pembangunan tebing sungai dengan metode manual menggunakan besi penguat dapat menjadi solusi jangka pendek yang efektif sambil menunggu pembangunan permanen,” jelasnya.

Baca juga:  Terdakwa Kasus Penistaan Agama Nur Hudi Dituntut Satu Tahun Penjara

Selain tumpukan sampah, Fadal juga menyoroti deforestasi di kawasan hulu sebagai penyebab utama banjir. Banyak pohon tua yang ditebang dan diganti dengan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi, tetapi tidak mampu menyerap air secara optimal.

“Di kawasan hulu, banyak pohon usia puluhan tahun yang digantikan dengan tanaman yang usia panennya hanya 2 hingga 5 tahun. Pohon-pohon ini tidak cukup kuat menyerap air, sehingga aliran air langsung mengalir deras ke hilir,” terangnya.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler