Jangan Khawatir! Petrokimia Jamin Kebutuhan Pupuk Bersubsidi untuk Petani Gresik

GresikSatu | PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan stok pupuk bersubsidi untuk Kabupaten Gresik sebesar 17.287 ton per tanggal 14 Februari 2023. Hal tersebut, setelah dilakukan audiensi bersama sejumlah kepala desa di Kabupaten Gresik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022. Puluhan ribu ton pupuk subsidi ini, hanya jenis Urea dan Nitrogen, Phospat, dan Kalium (NPK). Dengan rincian stok Urea sebanyak 5.405 ton dan pupuk Nitrogen, Phospat, dan Kalium (NPK) 11.882 ton.

Vice President (VP) Penjualan Wilayah IV Pupuk Indonesia, Rizki Candra Sakti mengatakan, persediaan pupuk bersubsidi tersebut aman untuk mencukupi kebutuhan pupuk petani di Kabupaten Gresik selama 14 hari ke depan. 

“Jumlah Urea mencapai 414 persen dari ketentuan minimum Pemerintah, sementara NPK sebesar 1.776 persen,” ujar Rizki di Forum audiensi Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik dengan Petrokimia Gresik di Gresik, Selasa (14/2/2023). 

Menurut dia, kedua jenis pupuk subsidi tersebut diproduksi Pupuk Indonesia melalui Petrokimia Gresik selaku anggota holding. Saat ini stok tersebut berada di gudang Lini III/Kabupaten.

Baca juga:  Petrokimia Gresik Blusukan ke Petani di Berbagai Daerah, Cek Kesiapan Sambut Musim Tanam Oktober-Maret

“Kapanpun (pupuk bersubsidi, Red) dibutuhkan, persediaan tersebut siap disalurkan ke kios-kios resmi atau pengecer,” jelasnya. 

Pihaknya juga memaparkan, terkait realisasi pupuk yang diserap para petani di Gresik. Hingga Februari ini, pupuk subsidi yang diserap petani di Kabupaten Gresik sekitar 1.673 ton untuk Urea dan 818 ton untuk NPK. 

“Angka tersebut sekitar enam persen dari total alokasi pupuk bersubsidi Kabupaten Gresik di tahun 2023,” ujarnya. 

Pihaknya menyebut, ada kesenjangan (Gap Red) antara kebutuhan petani dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah. Kebutuhan Urea petani yang tercatat dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2022 sebesar 28.724 ton, sementara kebutuhan NPK sebanyak 29.341 ton.

“Sedangkan, e-Alokasi Urea di Gresik tahun 2023 sekitar 26.083 ton. Jumlah tersebut hanya mampu memenuhi 91 persen dari kebutuhan petani. Berikutnya e-Alokasi NPK di Gresik tahun 2023 sebanyak 13.378 ton. Alokasi ini hanya mampu memenuhi 46 persen kebutuhan petani,” urainya. 

Baca juga:  Wujudkan Pengelolaan Lingkungan Pesisir, Petrokimia Gresik Raih Platinum Award di Ajang ISDA 2022 

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro menegaskan, bahwa ada regulasi yang harus dipahami bersama dalam penyaluran pupuk bersubsidi, yaitu Permentan 10/2022. Berdasarkan regulasi tersebut, sejak 1 Juli 2022 subsektor perikanan tidak mendapat pupuk bersubsidi.

Sementara pupuk yang disubsidi hanya diperuntukan sembilan komoditas yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai merah, tebu, kopi dan kakao.

“Di Gresik yang mendapat alokasi pupuk bersubsidi hanya padi, kedelai, jagung, bawang merah, cabai merah dan kopi yang ada di Bawean,” ujarnya.

Eko pun menjelaskan, Petrokimia Gresik sebagai produsen pupuk hanya menjalankan penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan regulasi tersebut. Kendati demikian pihaknya berharap Gresik yang merupakan Ring 1 ada keberpihakan lebih perusahaan kepada para petani. 

“Semoga melalui forum ini ada solusi ketersediaan pupuk, baik subsidi maupun nonsubsidi sehingga produktivitas tetap terjaga, karena kita dituntut swasembada. Artinya produksinya mencapai 90 persen dari kebutuhan nasional,”tambahnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler

spot_img