Kasus Arisan Bodong di Sidayu Gresik, Polisi Periksa 9 Saksi 

GresikSatu | Petugas Unit Tindak Pidana Ekonomi (Tipidek) Satreskrim Polres Gresik, terus melakukan penyelidikan kasus arisan bodong di Kecamatan Sidayu, Gresik.

Terbaru, petugas kepolisian memeriksa 9 saksi kasus arisan bodong, yang kerugian mencapai Rp 1,7 Miliar itu.

Diketahui sebanyak 82 warga Gresik menjadi korban akibat ulah Retno Wulandari alias (RW) warga Dusun Brak, Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, selaku broker atau pengelola arisan.

Kanit Tipidek Satreskrim Polres Gresik, Ipda Luthfi Hadi, mengatakan setelah memeriksa 9 saksi, pihaknya berencana akan memanggil terlapor.

“Sebanyak sembilan orang sudah diperiksa, saat ini masih dalam rangkaian penyelidikan,” ungkapnya, Rabu (20/11/2024).

Dari 9 saksi yang diperiksa adalah korban arisan bodong tersebut. Sedangkan terlapor RW akan dilakukan pemanggilan dalam waktu dekat.

“Terlapor akan kami panggil secepatnya,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, kesabaran para korban sudah habis, tidak ada itikad baik dari RW untuk mengembalikan uang arisan tersebut. Mereka merasa tertipu karena uang arisan mencapai Rp 1,7 miliar tak dibayar hingga beberapa bulan.

Baca juga:  Butuh Waktu 27 Jam Pemadaman, Kerugian Pabrik Plastik di Gresik Capai Miliaran Rupiah

Puluhan warga yang sebagian besar dari Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Gresik akhirnya melaporkan Retno Wulandari (RW) ke Mapolres Gresik, pada Senin (4/11/2024).

Uang arisan senilai miliaran rupiah tersebut sedianya dibayarkan penuh pada 21 Juli 2024 kepada 82 peserta arisan dengan nominal masing-masing 21 jutaan.

Namun RW berupaya mengulur-ulur waktu hingga dua kali proses mediasi tidak menemukan titik temu.

Santoso, selaku koordinator para korban menyebut, peserta arisan sebenarnya ada 141 orang dengan sistem pembayaran 150 ribu tiap minggu. Namun hingga batas akhir arisan masih ada 82 orang yang belum dibayar oleh RW.

“Setiap minggu katanya dikocok, ternyata yang dapat itu nama fiktif. Saya sendiri punya dua slot, dan saudara saya juga sama dua slot. Satu slotnya setiap minggu bayar Rp 150 ribu. Perkiraan kerugian saya dan saudara saya senilai Rp 84 juta,” ungkapnya.

Baca juga:  Pemkab Gresik Siapkan Beasiswa Dokter Spesialis RSUD Umar Masud, Peluang Karir untuk Warga Bawean

Dalam pembayaran arisan itu, lanjut dia, peserta ada yang membayar cash dan ada yang melalui transfer.

“Mula-mula arisan nasabah, berlanjut ke arisan warga sekitar lainnya. Arisan ini sudah berjalan sejak 2021, sekitar 3 tahunan. Dengan kerugian sampai dengan 1,7 M,” sambungnya.

Selain desa setempat, warga desa lain juga ada yang menjadi korban. Yakni dari Desa Sekapuk, Cangaan, Bolo, Kecamatan Ujungpangkah.

Sebelum adanya pelaporkan ke polisi para warga desa telah berusaha melakukan mediasi dengan terlapor, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dibuat terlapor, ia menjanjikan akan melunasi dana arisan dalam waktu tiga bulan. Dengan rencana menjual aset untuk membayar kerugian. Namun, janji tersebut belum dipenuhi, dan warga pun merasa dirugikan.

Reporter:
Mifathul Faiz
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler