Kasus Ayah Bunuh Anak di Gresik, Teman Ungkap Keseharian Pelaku, Ternyata Dari Dulu Suka Pukul Orang

GresikSatu | Kasus pembunuhan ayah dan anak di Gresik, masih mengemparkan masyarakat. Publik hingga kini dibuat penasaran dengan pelaku, pasalnya ayah seperti apa sosok Muhammad Qo’dad Af’alul Kirom (29) sampai tega membunuh anakanya sendiri, AZK (9).

Cerita keseharian pelaku sebelum tragedi berdarah itu diungkapkan oleh salah seorang teman pelaku yang tak mau disebutkan namanya. Ia menuturkan, sejak masih muda, Affan panggilan akrabnya, memang suka marah-marah dan memukul orang.

“Pelaku sejak berada di Rumah Manukan, Surabaya mengalami kondisi kejiwaan yang tidak jelas. Kadang baik, kadang buruk kepada orang. Tapi, banyak buruknya,” ungkapnya, Selasa (2/5/2023).

Ia menuturkan selama masih muda, sering tawuran dan terbilang orang yang nekat. Diam-diam memukul orang. Karakternya selalu berubah. Kalau perilakunya baik sering diam saja, kalau sudah buruk sering tawuran dan minum miras.

Karena aksi nekat itu juga, pelaku sempat menjadi kurir narkoba jenis sabu-sabu. Yang akhirnya diendus kepolisian, dan pelaku masuk bui di Surabaya. Saat ditangkap inilah, pelaku mencatut dua temannya yang turut menyusul ditangkap polisi. 

Baca juga:  Arak-arakan Rebo Wekasan Desa Suci Diwarnai Aksi Protes Pembebasan Tanah Gunung Ringgit

“Begitu berada di penjara, pelaku menjadi sasaran empuk bersama para tahanan yang lain karena mencatut nama tersangka lain. Kejadian ini sampai pelaku dipindahkan ke sel tikus yang sempit. Disana, pelaku sendirian di dalam sel penjara,” urainya. 

Setelah beberapa tahun di penjara, pelaku menghirup udara bebas. Karena diyakini masih ada gangguan kejiwaan, pelaku oleh pihak keluarga dibawa ke RS Menur. Disana pelaku tidak sampai satu tahun, bahkan relatif sangat singkat. 

“Pelaku pun pulang ke rumah di Manukan Surabaya. Setelah dari RS Menur, pelaku sangat rajin ke Masjid, bahkan sering mengikuti salat jamaah di Masjid. Saat teman-temannya menawari minum, sabu-sabu pelaku sempat meolak. Intinya sudah kembali beraktivitas dengan jalan yang baik. Jalan kehidupan yang lurus,” urainya.

Setelah dirasa sudah menjadi orang baik, keluarga pelaku berusaha menikahkan pelaku bersama pacarnya sendiri. Pacaranya yang dimaksud adalah istrinya sekarang, yang berprofesi sebagai LC atau pemandu lagu. Biasanya ada di Tretes, dan Malang.

Pernah sebelum nikah, istri pelaku sedang berpelukan mesra bersama teman pelaku. Lalu, pelaku yang cemburu langsung emosi, membawakan pedang kepada teman yang berpelukan dengan istrinya itu.

Baca juga:  Polisi Kantongi Identitas Pelaku Pembunuh Pria di Meganti Gresik, Pengejaran Sampai ke Jateng

“Keduanya pun menikah, saat menikah itu, istrinya sudah dikaruniai anak, dan dipondokkan oleh orang tua istri pelaku,” tuturnya. 

Setelah menikah, pelaku juga dibelikan rumah tapi pihak keluarga tidak memberi tau rumah yang dibeli. Pelaku hanya tahu rumah tersebut status kontrak. Sebab, keluarga khawatir jika pelaku tau rumah itu miliknya, pelaku akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan keluarga. 

“Saat itulah mereka pelaku dan istrinya pulang ke rumah di Desa Putat Lor, Kecamatan Menganti, tempat kejadian pembunuhan. Dan mengambil anak yang berada di pondok. Rencananya keduanya akan merawat anaknya di rumah tersebut. Namun, setelah seminggu berada di rumah tersebut, istri pelaku kabur entah kemana,” paparnya. 

Hal itulah, yang membuat pelaku kembali stres. Selain dampak ekonomi yang buruk, juga perlakuan istrinya kembali bekerja sebagai LC. 

“Sampai pelaku melakukan perbuatan tersebut. Pasti ada gangguan kejiwaan, melihat pelaku yang juga browsing cara membunuh anak, agar anaknya masuk surga,” tambahnya memungkasi. (faiz/aam)

Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler