Oleh: Achmad Faiz MN Abdalla
Meski belum dilantik, tapi berbagai gebrakan telah ditunjukkan pengurus baru Kartar Panceng masa 2022-2027. Seminggu lalu, mereka bebersih pantai Pasir Putih Dalegan. Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kab Gresik. Selain kerja bhakti membersihkan pantai, Kartar juga mengajak warga memungut sampah. Agar menarik, warga yang memungut sampah bisa menukar sampahnya dengan sebuah bibit tanaman dan sebungkus kompos. Aksi ini sontak menarik perhatian para pengunjung pantai. Mereka berdesak-desakan di stand aksi yang didirikan Kartar Panceng. Untuk bisa menukar sampah dengan bibit tanaman.
Apa yang dilakukan Kartar Panceng ini penting guna menggugah masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan di tempat wisata. Bukan hanya karena wisata merupakan titik berkumpul, yang berpotensi menumpuk sampah, tapi juga soal keberlanjutan daripada wisata itu sendiri. Yang menuntut keindahan dan keberhasilan menerus.
Sukses dengan acara itu, Kartar Panceng pun mulai membidik program lingkungan yang berkelanjutan. Akhirnya, dipilihlah program perintisan kampung zero waste. Hal ini juga untuk program pengolahan sampah kabupaten yang mulai dirintis terpadu.
Tak berhenti di situ, sebelum pelantikan, Kartar Panceng juga merencanakan program layanan jemput bola perijinan usaha kecil bagi UMKM. Dalam hal ini, pihaknya akan menggandeng dinas terkait untuk mendekatkan pelayanan masyarakat. Namanya “Pojok OSS Kartar Panceng”. Sebuah upaya untuk menjembatani perijinan yang kian digital dengan masyarakat pelaku usaha di desa.
Dan yang terakhir, Kartar Panceng telah mulai mendata produk-produk ekonomi kreatif dari kader. Mulai karya tangan olahan bonggol jagung, inovasi pangan dari pohon lontar, batik Panceng, hingga olahan sampah organik budidaya maggot. Rencana, produk-produk ini akan mulai diinkubasi dan kurasi agar bisa dipasarkan di Pudak Gallery, sebuah sentra UMKM yang dikelola Pemkab Gresik.
Apakah cukup itu? Tentu tidak. Masih banyak!
Saat bersamaan, beberapa kartar di desa telah menunjukkan aksinya. Dulu, tidak ada yang melirik Dusun Shoberoh, sebuah dusun kecil yang menjadi bagian Desa Dalegan, Panceng. Padahal, dusun ini merupakan produsen minumen legen. Letak dusun yang menjorok jauh dari jalan raya, serta masih belum memadainya infrastruktur di dusun tersebut, mengakibatkan dusun ini tertinggal tak terperhati.
Tapi siapa sangka, seminggu lalu, dusun ini mulai menjadi buah bibir seantero masyarakat Gresik karena gebrakannya membagikan legen gratis di tempat bagi warga dan pengunjung. Event ini pun viral dan ramai dikunjungi warga. Tidak hanya warga Panceng, tapi Gresik, bahkan kota lain.
Event ini merupakan angan lama dari kartar dusun setempat untuk mempromosikan dusunnya. Karena selain komoditas legen, dusun ini juga memiliki keindahan alam yang luar biasa. Sehingga potensi untuk digarap kepariwisataannya dan kulinernya.
Yang tak kalah penting lagi. Ada tiga kader Kartar Panceng yang tahun ini menjuarai Pemuda Pelopor Kabupaten Gresik. Salah satu di antaranya bahkan mewakili kabupaten ke provinsi. Dan, insyaallah Rabu depan, ketiga kader itu akan diwawancara Suara Gresik, sebuah media milik Pemkab. Penting, karena ini rubrik yang mulai disediakan khusus dari Suara Gresik untuk Kartar, dan Panceng terpilih pertama mengisinya, untuk menginspirasi success story mereka ke kartar-kartar kecamatan lain.
Hal ini membuktikan bahwa kader-kader Panceng telah siap. Tidak hanya berkontribusi nyata, tapi juga siap untuk berbicara dan interaksi di tingkat kabupaten, atau bahkan provinsi dan nasional. Ini penting, karena kepercayaan diri untuk bicara di depan publik, terlebih skala di atas kecamatan, artinya modal menjadi pemimpin di masa depan.
*
Panceng, sebuah kecamatan di Kabupaten Gresik yang paling barat-utara. Berbatas dengan Paciran, Lamongan. Karena jarak yang jauh dari pusat kota, Panceng relatif tertinggal. Baik secara pendidikan, ekonomi, bahkan pemerintahan. Tidak ada SMA negeri di Panceng. Anak yang ingin sekolah negeri harus ke Sidayu atau kota. Secara pemerintahan, Panceng juga terpaut dari kecamatan-kecamatan lain. Mungkin karena faktor jarak yang jauh. Yang mempengaruhi proses koneksi dan informasi.
Pun sampai hari ini. Ketika Gus Yani selalu Bupati telah mengambil strategi pembangunan tematik kawasan, seperti Kota Lama, Kampung Bandeng, dll, yang mencakup beberapa desa dan kecamatan, serta menekankan pada multiple effect, khususnya ekonomi. Panceng relatif belum menyentuh strategi tersebut, dan bahkan belum sama sekali menyerap program Nawakarsa yang diusung Bupati Gresik.
Hal ini, sekali lagi, membuktikan bahwa program pemerintah juga dipengaruhi oleh jarak. Semakin jauh jarak, maka semakin berkurang proses transfer of knowledge. Tak ada yang bisa dilihat langsung. Sehingga terjadi keterpautan, kesenjangan.
Maka, berkumpul anak-anak muda di Kartar perlu dilihat sebagai garis solusi. Kepekaan anak muda dengan teknologi dan informasi, harus dilihat sebagai peluang untuk menjawab keterpautan itu. Beberapa program dan kebijakan yang telah diterapkan di kabupaten, perlu ditarik garis agar sampai menjadi spirit program di tingkat desa, pun untuk kecamatan pinggiran seperti Panceng.
Dengan begitu, target Pak Bupati agar terbangun infrastruktur yang berdampak signifikan ekonomi; tata kelolah pemerintahan yang kolaboratif; buttom up terbangunnya kebijakan yang berbasis data; serta pembangunan SDM dan kemiskinan; bisa terwujud secara menyeluruh mulai kabupaten sampai ke kecamatan dan desa-desa.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional..
___
*Penulis Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Unair
*Pemuda Pelopor Provinsi Jawa Timur 2021