GresikSatu | Musim kemarau panjang sedang melanda wilayah Gresik. Fenomena ini berimbas ke sejumlah desa di Kota Pudak ini. Bencana ini, bahkan sangat berpotensi mengalami krisis air bersih dampak dari kekeringan.
Meski banyak desa memiliki sumber air seperti waduk, namun ketika kemarau panjang sumber air itu pun mengering. Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik. Ada 9 desa yang sudah dimulai pengiriman tangki air bersih ke desa-desa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Fransiscus Xaverius Driatmiko Herlambang mengatakan, saat ini pihaknya sudah mengirimkan air bersih ke sembilan desa dari dua kecamatan terdampak. Jumlah itu jika dibandingkan tahun sebelumnya, masih sedikit karena baru ada sembilan desa yang melaporkan krisis air bersih.
“Krisis air itu terjadi di Desa Kandangan, Cerme, Desa cermen dan Desa Tulung, Kedamean, Desa Petisbenem, Kawistowindi, Kemudi, Wadak Lor, Palebon, dan Desa Bendungan, Duduksampeyan,” katanya, Kamis (29/9/2922).
[penci_related_posts dis_pview=”no” dis_pdate=”no” title=”Baca Juga ” background=”” border=”” thumbright=”no” number=”1″ style=”list” align=”none” withids=”” displayby=”tag” orderby=”date”]
Berdasarkan mitigasi bencana BPBD lanjut dia, terdapat 54 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Gresik yang memiliki resiko tinggi terjadi krisis air bersih akibat kekeringan. Seperti kecamatan Benjeng dan Balongpanggang yang tidak pernah absen kekeringan.
Untuk itu, pihaknya dalam mengatasi persoalan kekeringan sudah menyiapkan lima armada tangki pengangkut air. Selain itu juga disediakan sebanyak 150 tangki air bersih yang siap dikirim ke desa-desa.
“Kami sudah siapkan, begitu ada laporan langsung bisa dikirim untuk desa-desa yang mengalami krisis air bersih,” jelasnya memungkasi. (faiz/aam)