GresikSatu | Semua produk makanan diwajibkan memiliki sertifikat halal oleh pemerintah. Tak terkecuali para pedagang keliling seperti penjual pentol juga wajib bersertifikat halal. Batas pengurusan paling akhir ditargetkan tahun 2024.
Meski masih lama, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik terus melakukan kampanye sertifkat halal di berbagai tempat. Tujuannya, agar semua usaha produk makanan mengajukan perizinan sertifikasi halal sebelum tanggal 17 Oktober 2024.
“Pengajuan perizinan bisa dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) di masing-masing kecamatan se-Kabupaten Gresik atau Mall Pelayanan Publik (MPP),” ucap Kemenag Gresik Mohammad Ersat, Minggu (19/3/2023).
Bahkan, menurut dia produk seperti yang penjual cireng di sekolahan juga harus ada sertifikasi halal. Maka dari itu, pihaknya menggandeng pengawas madrasah dan kepala madrasah, agar mereka memberitahukan kepada para penjual pentol, cireng, dan lainnya penjual yang berada di pinggir jalan.
“Kasihan mereka (para penjual), nanti kalau mengurus melebihi 17 Oktober 2024, bayarnya kan mahal,” jelasnya.
Karena, seperti yang sudah disampaikan oleh Menteri Agama RI, sertifikat Halal ini bersama-sama mewujudkan Indonesia menjadi produsen produk halal nomor satu di dunia dengan slogan “Halal Indonesia untuk Masyarakat Dunia”,
“Per 1 April bulan depan, kami akan membuat buletin Gresik Kota Halal yang berisi. Pertama, deskripsi dari Gresik Kota halal itu sendiri. Kedua, pembangkit halal beserta nomor telepon yang bisa dihubungi. Ketiga, produk-produk halal yang sudah terverifikasi halal yang ada di Gresik,” urainya.
Untuk itu, pihaknya mendorong kepada para pelaku usaha di Gresik untuk secepatnya mengurus sertifikat halal.
“Tiap bulan akan update. Kalau ada penambahan produk, pasti akan update tiap bulan. Saat ini, sekitar 1800 sudah tersertifikasi, 110 an masih dalam proses mau disertifikatkan. Insyaallah kita kawal terus,”tambahnya.
Di tempat yang sama, Ketua Satgas Halal Kemenag Gresik Nelly Afroh mengungkapkan upaya sertifikat halal ini, atas dasar UU no. 33 tahun 2014 tentang produk, yang beredar dan dipasarkan di wilayah Indonesia terkena kewajiban bersertifikat halal.
“Masih ada kesempatan panjang. Saya harap agar dimanfaatkan sebaik mungkin. Sudah banyak pelaku usaha yang kita bantu, agar semuanya bisa tercover. Gresik kalau tidak salah peringkat 3 se-Jatim untuk pelayanan sertifikasi halal ini,” jelasnya. (faiz/aam)