GresikSatu | Sebanyak 6 siswa SMA NU 2 Gresik memiliki kemampuan unik yang berbeda dengan pelajar kebanyakan.
Mereka mahir membuat karya seni komik bertemakan sejarah seperti tokoh nasional.
Hal tersebut bermula dari pembelajaran P-5. Mata pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila ini menitikberatkan siswa sebagai poros utama dalam pembelajaran.
Salah satu modul mata pelajaran P-5 memantik para pelajar untuk berlaku kreatif. SMA NU 2 Gresik mendorong peserta didiknya untuk menuangkan kreativitasnya dalam bentuk membuat komik.
Pelajar Kelas 11-C SMA NU 2 Gresik, Marwah amat antusias dalam membuat komik. Dirinya bersama 5 orang anggota kelompok yang lain memilih sejarah Indonesia sebagai isi cerita.
Salah satunya adalahKisah perjuangan Pangeran Diponegoro melawan kolonialisme Belanda.
Langkah awal dalam pembuatan komik dimulai dengan mengguratkan sketsa terlebih dahulu.
“Saya memilih kertas fisik untuk menjadi media awal pembuatan komik. Dari kertas-kertas ini kemudian kami scan biar jadi bentuk digital,” terangnya, Senin (24/6/2024).
Sementara itu, Kepala SMA NU 2 Gresik, Umik Makiyatus Syarifah menerangkan pihak sekolah selalu terbuka untuk menjembatani kreasi para pelajar.
“Melalui pengkreasian komik ini, mereka bisa untuk terus berkreasi. Sehingga bisa bermanfaat sebagai bekal mereka selepas lulus sekolah,” tuturnya.
Pemilihan komik sebagai media kreasi menjadi daya tarik tersendiri. Sebab, menurut Umik, pembuatan komik masih cukup jarang bagi pelajar di Kota Pudak.
“Biasanya kalau P-5 kan membuat film atau membuat ecobrick,” ucapnya.
Selain menilik keunikannya, komik juga bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Mengingat isi komik bertemakan tentang materi pelajaran sejarah.
“Tentunya akan sangat membantu dalam kegiatan belajar mengajar,” jelasnya.
Komik-komik hasil kreasi para pelajar kelas 11 tersebut lantas dibukukan menjadi dua bundel. Bundel pertama berisi kisah-kisah perjuangan para pahlawan Indonesia. Sementara bundel kedua berisi kisah perjalanan sejarah Nabi.
“Komik-komik ini juga nantinya akan kami jadikan sebagai salah satu media pembelajaran. Terutama untuk mata pelajaran sejarah,” pungkas Umik.