GresikSatu | Siswa kelas XI Saintek SMA Muhammadiyah 1 (SMAMSATU) Gresik berhasil menciptakan karya epik belasan robot canggih hanya menggunakan bahan dasar komponen air dan alat sederhana yakni kardus, koran, suntikan, serta stik es krim.
Mereka mengkombinasikan antara cairan fluida (air berwarna-warni) dengan teknologi sebagai resep mudah untuk mengasah kreatifitas, intelligence, dan daya berpikir siswa.
Sebanyak 18 robot tersebut berbentuk capung, kalajengking, lobster, manusia bersepeda, kura-kura, ayam, gajah, angsa, dinosaurus, hingga manusia hulk.
Waka Kurikulum Smamsatu Gresik, Nurul Ilmiah menjelaskan proyek tersebut merupakan rangkaian penilaian sumatif akhir semester untuk kelas XI Saintek.
Proyek Mapel (Mata Pelajaran) Tematik ini menggabungkan seluruh mapel dengan Tema Sistem Gerak Anggota Tubuh Makhluk Hidup yang menggunakan prinsip hidrolik.
“Ini adalah proyek kolaborasi antar mata pelajaran, jadi dari biologi menyangkut tema Sistem Gerak Anggota Tubuh Makhluk Hidup. Kemudian kimia dengan prinsip hidrolik, matematikanya gerakan anggota tubuhnya dalam bentuk lingkaran berapa derajat,” ungkapnya, Jum’at (22/12/2023).
Proyek ini dilakukan selama empat bulan, mulai dari bulan Agustus hingga November. Para siswa diajarkan mengidentifikasi masalah, membuat ide, merencanakan, mendesain produk dan mempresentasikan hasil saat penilaian, serta pameran karya.
“Tingkat kesulitannya ini berbeda, mulai dari pemilihan ide juga pembuatan kerangka. Minimal ada 2 gerakan, tapi siswa cukup kreatif membuat robot 3 atau 5 gerakan,” terangnya.
Kepala Sekolah Smamsatu Gresik, Ainul Muttaqin mengatakan berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang kegiatan Project P5 di sekolah penggerak. Output Smamsatu bukan pada produk hasilnya melainkan bagaimana mereka berproses dari start awal.
“Jadi pameran produk ini hanya sebagai bentuk apresiasi kepada para siswa saja. Seperti kemarin ada problem karya yang mereka buat ini rusak tapi mereka bisa menyelesaikan dan mencari solusi masalah hanya dalam waktu satu malam. Ini kan sebuah progresifitas mereka dalam critical serta problem solving,” jelasnya.
Meski project tersebut terhitung baru dijalankan selama 2 tahun, namun telah berjalan cukup maksimal. Dilihat dari produk yang dipamerkan berjumlah lebih banyak, serta lebih inovatif.
“Untuk angkatan tahun ini memang daya imajinasinya memang cukup tinggi,” tuturnya.
Ke depan, Ainul ingin project robot siswa dibuat lebih canggih dengan sentuhan otomatisasi sehingga ia bisa bergerak hanya dengan tombol tanpa menggunakan suntikan. Serta teknologi sensor, yang membuat robot memiliki kecerdasan mengetahui sesuatu. Misalnya : sensor pendeteksi kematangan buah durian tanpa perlu membelahnya.
“Saya yakin tidak ada yang tidak mungkin, jadi akan sangat menarik jika ada otomatisasi ditambah dengan sensor. Untuk tampilan dia sudah cukup bagus, namun kelemahannya masih di gerakannya sebab terkendala bahan yang kaku dan kurang fleksibel,” bebernya.
“Tapi banyak yang menarik, contohnya seperti robot yang bisa menggerakkan jari-jari tangan satu persatu. Kemudian robot berbentuk kalajengking yang bisa menggerakkan ekor,” pungkasnya. (ovi/aam)