GresikSatu | Musim arus balik Lebaran membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha kerupuk Pettola khas Bawean.
Camilan tradisional berbahan dasar ikan tongkol ini menjadi buruan para perantau yang hendak kembali ke tempat asalnya, bahkan hingga ke luar negeri.
Salah satu penjual yang merasakan lonjakan pesanan adalah Hamidah (46), warga Dusun Tambak Timur, Desa/Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
Usaha rumahan yang dikelolanya ramai diserbu pembeli sejak akhir Lebaran. Bahkan, para pembeli harus memesan satu hingga dua hari sebelumnya untuk bisa mendapatkan kerupuk favorit ini.
“Kalau hari biasa saya hanya buat 30 bungkus per hari. Tapi saat arus balik seperti sekarang, bisa sampai 50 hingga 70 bungkus dalam sehari,” ujar Hamidah saat ditemui di rumah produksinya, Jumat (11/4/2025).
Kerupuk Pettola kerap dijadikan oleh-oleh khas Bawean. Tak hanya dibawa ke kota-kota besar di Pulau Jawa, tapi juga sampai ke luar negeri seperti Malaysia.
“Yang paling sering beli rombongan dari Malaysia atau warga Bawean yang tinggal di luar pulau,” tambahnya.
Dalam proses produksi, Hamidah tidak bekerja sendiri. Ia dibantu dua saudaranya untuk memenuhi lonjakan permintaan.
Produk kerupuk Pettola dijual dalam dua ukuran kemasan, masing-masing dengan harga Rp 28 ribu untuk ukuran sedang dan Rp 30 ribu untuk ukuran besar.
“Biasanya pembeli nggak beli satu, langsung borong dua sampai lima bungkus, bahkan lebih,” jelasnya.
Salah satu pembeli, Zahira, mengaku setiap kali mengunjungi Bawean, selalu menyempatkan diri membeli kerupuk Pettola. Menurutnya, makanan ini sangat sulit ditemukan di luar Kecamatan Tambak.
“Ini oleh-oleh wajib kalau ke Bawean. Saya beli tiga bungkus buat rombongan Kiai dari Probolinggo yang mau balik ke Jawa,” tuturnya.
Kerupuk Pettola dikenal dengan rasa gurih yang khas dan tekstur renyah. Dibuat dari ikan tongkol segar, kerupuk ini menjadi simbol kuliner tradisional Bawean yang tetap eksis meski zaman terus berubah.