GresikSatu | Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Gresik, Syamsul Anam menyayangkan rencana penambahan rombongan belajar untuk SMP Negeri di Gresik.
Penambahan rombel tersebut dianggap akan membagi habis jatah kue siswa. Yang artinya mengurangi jumlah siswa yang akan masuk baik di sekolah atau madrasah swasta.
Ia meminta Dispendik untuk melakukan kajian ulang dan tetap mematuhi aturan bersama yang telah dibuat. Agar tak menyebabkan ketimpangan di salah satu pihak.
Penolakan ini, disebabkan karena Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Gresik berencana menambah rombel karena sejumlah SMPN tidak mampu menampung jumlah siswa di zonasinya.
“Hal tersebut bukan solusi yang tepat, harus dilakukan kajian ulang PPDB baik di sekolah atau madrasah negeri dan swasta untuk mematuhi aturan yang dibuat bersama. Kalo sudah tutup meja jangan terima peserta didik lagi,” ungkapnya, Selasa (12/12/2023).
Syamsul menegaskan jika kebijakan itu nekat dilaksanakan, secara tidak langsung Pemerintah Daerah membunuh dan mengkerdilkan keberadaan sekolah dan madrasah swasta. Dan hal tersebut berdampak besar pada nasib dan masa depan seluruh stakeholder sekolah.
“Pada akhirnya para guru swasta yang selama ini berjuang mencerdaskan anak bangsa akan lapuk dan dibuang dari dunia pendidikan,” terangnya.
Selain menganalisis ulang bersama berbagai pihak, ia meminta Dinas Pendidikan serta Kemenag agar dalam mengambil kebijakan tentang pendidikan untuk tetap memperhatikan kondisi lembaga pendidikan swasta dan nasibnya.
Syamsul juga meminta kajian tersebut dilakukan secara jujur dan transparan, sehingga ada hubungan mutualisme diantara semua lembaga pendidikan.
“Harapannya agar kesejahteraan guru swasta ikut diperhatikan, mereka juga membantu mendidik siswa dan mencetak generasi cerdas untuk masa depan,” pungkasnya. (ovi/aam)