GresikSatu | Bagi pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) pelaksanaan event maupun bazar merupakan ladang bisnis mengiurkan. Keberadaan event diharapkan bisa menjadi cuan agar bisnisnya untung bukan buntung.
Namun melihat tingginya tarif stand di setiap event membuat pelaku UMKM di Gresik ketar-ketir. Harga sewa stand tak sebanding dengan pendapatan. Bahkan malah cenderung rugi besar.
Harga yang dibandrol untuk setiap lapak event berkisaran mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 3,5 juta. Hal itu tergantung kriteria jenis barang yang dijual dan fasilitas yang diberikan oleh EO atau manajemen.
Salah satu Penjual F&B (Food and Beverages) asal Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik, Mimin mengatakan biaya mahal yang dibebankan tidak sesuai dengan omset dagangan yang ia terima.
“Pernah waktu itu pake tenda Diskoperindag, dalam kurun waktu 2 hari harus bayar Rp 500 ribu, sementara omset kita cuman dapet Rp 200 ribu. Rata-rata semua pedagang dapet omset segitu saat itu malah ada yang cuman dapet Rp 100 ribu. Lah gimana toh? wong kami ini cuman rakyat kecil,” ungkapnya, Kamis (13/7/2023).
Penjual makanan ini bahkan menjelaskan ada kriteria khusus sebagai syarat dari pihak manajemen. Salah satunya ukurannya cuma 3×3 meter.
“Booth nya harus sesuai, ada kelasnya. Kalo vip 3×6, kalo UMKM 3×3, nanti fasilitasnya juga beda,” tuturnya.
“Besok event Corsa Festival 2023 tanggal 14-15 Juli tarifnya gak tanggung-tanggung, per stand dibandrol Rp 1,5 juta hanya dalam waktu 2 hari saja. Harga segitu mana bisa dapet untung,” jelasnya.
Mimin merasa sudah tidak tau lagi harus berbuat apa, mencari peluang pekerjaan susah, membuat industri sendiri untuk menyambung hidup ternyata lebih menyusahkan.
“Sudah ditawar dapetnya Rp 750 ribu tapi belum tau feedbacknya gimana, meskipun rame sebenernya pelaku UMKM kayak kita ini berat banget kalo mahal, gimana mau cepet berkembang? kita kan jualan niat cari uang bukan ngehabisin uang, kenapa malah banyakan ruginya daripada untungnya,” keluhnya.
Idealnya, Mimin meminta sewa stand mempertimbangkan neraca penjualan si penyewa, agar pelaku UMKM bisa hidup dan sustainable.
“Pengennya UMKM seperti kita bisa disupport dengan harga stand yang sangat terjangkau biar bisa muter uangnya,
karena nggak jarang dari kami sampek punya hutang gara-gara ikut event buat bayar lapak,” pungkasnya. (ovi/aam)