GresikSatu | Di Gresik ada tradisi unik yang hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadan tiba, namanya tradisi klotekan.
Para warga akan berkumpul dengan membunyikan alat untuk membangunkan orang-orang agar tidak ketinggalan menunaikan ibadah sahur.
Dalam bahasa Indonesia, istilah klotekan diambil dari bunyi klotak-klotek yang dihasilkan beberapa alat musik atau benda yang dipukul bersamaan.
Dahulu, orang-orang membangunkan orang sahur dengan alat musik tradisional dan barang-barang seadanya di rumah untuk membuat suara ramai.
Mereka memanfaatkan tong besar, panci, hingga berbagai alat yang bisa digunakan dan dibawa dengan gerobak.
Tradisi klotekan ini dilakukan dengan cara berkeliling wilayah permukiman warga dengan membunyikan alat musik yang dibawa, sambil berteriak sahur sahur.
Salah satu tempat yang masih melestarikan tradisi ini berada di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Klotekan sudah jadi kegiatan rutin pemuda saat bulan puasa.
Dikatakan salah satu pemuda Leran, Syibli mengatakan klotekan selain kegiatan rutin juga sudah dilakukan turun temurun.
“Setiap bulan puasa pasti mengadakan Klotekan, para pemuda akan berkeliling kampung sambil membunyikan berbagai alat musik dan meneriakkan warga agar melaksanakan sahur,” ungkapnya, Selasa (12/3/2024).
Orang yang melakukan klotekan biasanya berasal dari para pemuda di desa atau remaja masjid pada bulan Ramadan.
“Karena ini bulan yang hanya ada setahun sekali dan penuh makna, jadi dimanfaatkan untuk amalan baik. Dengan adanya klotekan, semoga warga tidak telat untuk bangun sahur,” pungkasnya.