GresikSatu | Dalam peringatan HUT ke-496 Kota Jakarta, digelar Festival Humanoid Kota Tua Jakarta di Museum Fatahillah Kota Tua Jakarta pada 23 – 25 Juni 2023.
Festival budaya yang diselenggarakan setahun sekali tersebut menampilkan 100 patung manusia (pantomim) dengan berbagai karakter. Mulai dari Gatot Koco, prajurit bali, hingga tokoh-tokoh terkemuka lainnya. Sang maestro pantomim Septian Dwi Cahyo bahkan ikut terlibat meramaikan suasana.
Ketua Komunitas Gresik Teater Diky Panca mengatakan dalam kesempatan tersebut seniman pantomim asal Gresik membawakan karakter tokoh Gatot Kaca.
“Komunitas Gresik Teater secara beruntung mendapat kesempatan mementaskan karakter humanoid Gatot Kaca. Seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata, putra Bimasena dari bangsa raksasa,” ungkapnya, Rabu (28/6/2023).
Gatot kaca dikisahkan memiliki kekuatan luar biasa dan sangat terkenal. Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan otot kawat tulang besi.
“Bagaimana menggambarkan tokoh Gatot Kaca, hanya mengandalkan gerak tubuh, ekspresi wajah yang bersifat humaris dan komikal, dan pengiring musik, sebutannya dialog tanpa kata,” terangnya.
Diky Panca atau yang akrab dipanggil Diky juga menjelaskan bagaimana perjalanannya bisa diundang dan bertemu dengan si Jagonya pantomim Septian Dwi Cahyo.
“Sejak lama saya dan teman-teman Gresik Teater aktif berkomunikasi dengan jaringan pelaku teater Indonesia. Dari situlah kemudian banyak info terkait perkembangan seni teater khususnya pantomim, akhirnya muncul jalan seperti ini,” katanya.
Festival manusia patung di Indonesia Humanoid menjadi gambaran perkembangan seni budaya hari ini.
“Harapan saya ada banyak manfaat yang bisa dipetik teman-teman sepulang dari festival ini untuk mengembangkan jagat seni di Kabupaten Gresik,” pungkasnya.
Komunitas Gresik Teater sendiri merupakan wadah bagi pelaku seni teater yang ada di Gresik, berdiri sejak 2006. Beberapa aktivitas rutin mulai dari latihan aktor, tata panggung, tata rias, penulisan naskah dan diskusi rutin.
Beberapa anggotanya mulai dari guru seni, mahasiswa, pelajar hingga masyarakat umum yang tertarik dengan seni teater. (ovi/aam)