Oleh : Abdul Abas
Salah satu seni dalam berpolitik adalah mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Meminjam jargon maestro group lawak Sri mulat, asmuni “Hil mustahal” yang merupakan plesetan dari “hal yang mustahil”.
Dalam pilkada Gresik 2024 ternyata juga diwarnai hil mustahal. Bagaimana mungkin berdasarkan perolehan pemilu legislatif 2024, di pilkada hanya muncul satu Paslon yaitu Gus Yani dan dr Alif.
Bukankah mestinya akan muncul tiga atau empat Paslon. PKB, Gerinda dan Partai Golkar mestinya bisa mencalonkan sendiri kandidat bupati dan wakilnya.
Konfigurasi Paslon juga hil mustahal, bagaimana mungkin dr Alif yang ketua partai Gerinda rela menjadi wabubnya Gus Yani yang berangkat dari PDIP?
Kotak kosong
Akibat hil yang mustahal tersebut pilkada Gresik menghadirkan kotak kosong. Jadi yang menyuguhkan kotak kosong itu secara tidak langsung adalah parpol atau Paslon yang memborong rekom pencalonan. Kotak kosong tidak akan pernah ada dalam surat suara pilkada mana kala strateginya memunculkan calon pendamping seperti jaman orba dulu.
Apa artinya? Paslon dan pendukungnya seharusnya tidak boleh Apriori apa lagi mencaci maki atas keberadaan kotak kosong. Sebab kotak kosong resiko Paslon tunggal.
Paslon juga memerlukan kotak kosong. Lho kok bisa? Sebab untuk menetapkan kemenangan Paslon dibutuhkan parameter 50% suara Syah plus satu. Dari mana pembandingnya? Ya dari suara pemilih kotak kosong. Jadi Ngan berpendapat karena satu Paslon maka langsung ditetapkan sebagai pemenang. Langsung dilantik.
Kotak kosong bisa menang?
Itu termasuk hil yang mustahal. Kotak kosong hanya fasilitas untuk menampung aspirasi politik yang tidak memilih Paslon di kertas suara. Kotak kosong tidak punya fasilitas kesempatan seperti Paslon. Misalnya tim kampanye, jadwal kampanye dan saksi di TPS.
Lalu seberapa besar peluang kotak kosong menang dalam pilkada? Tentu akan sangat bergantung seberapa banyak alasan orang memilih kotak kosong dibanding seberapa banyak orang punya kepentingan terhadap Paslon
Alasan pilih kotak kosong mungkin kecewa karena kandidat bupati. Mungkin juga kecewa terhadap kandidat wabubnya. Digadang gadang jadi bupati kok rela jadi wabub. Mungkin juga ada yang kecewa jagonya gagal dipasangkan dengan Gus Yani atau dr. Alif.
Mungkin juga ada yang kecewa terhadap kebijakan Gus Yani selama menjabat. Mungkin juga kecewa terhadap proses pencalonan.
Lalu apa alasan orang mendukung Paslon? Mungkin juga menilai kebijakan Gus Yani sudah baik. Mungkin juga berharap mendapat akses kekuasaan.
Proses politik masih akan terus berlangsung sampai 27 Nopember 2024 mendatang. Mungkinkah akan terjadi hil mustahal lagi?
*Penulis adalah mantan Wartawan Gresik