Kover Buku Sebagai Respon Alek Subairi

Seseorang berada di toko buku. Dia ingin membeli buku karya penulis idolanya. Sebelum mengambil  buku karya penulis idolanya dari rak buku, dia tiba-tiba lebih dulu mengambil buku karya penulis lain. Ternyata dia terpikat pada buku karya penulis lain karena judul buku, keterangan di kover belakang, dan desain kover. Niat awal seseorang pun berubah. Akhirnya dia membeli buku karya penulis lain dan menimbang ada lain waktu untuk membeli buku karya penulis idolanya.

Gambaran di atas seolah tidak memberlakukan kiasan “jangan menilai buku dari sampulnya”. Toh, sering kita menemukan gambaran di atas ketika berhadapan dengan buku tersegel plastik (wrapping). Kadang kita sungkan melepaskan wrapping buku jika tidak membelinya. Atau kita diam-diam mencari buku yang wrapping-nya terlepas demi mengetahui isi buku.

Di dunia daring hampir sama. Kita yang membutuhkan bacaan baru dapat bergirang hati melihat foto kover buku (baru atau bekas) di pasar daring. Kalau tidak cermat, kita membeli langsung tanpa mempertanyakan kondisi buku kepada penjual. Kalau cermat, kita bertanya kepada penjual mengenai kondisi buku agar terhindar dari bajakan, halaman sobek, punggung rusak, hingga kemakan rayap.

Peran kover buku bisa begitu penting untuk menarik calon pembaca. Kover buku juga menjadi kerja artistik bagi desainer kover dalam memvisualkan maksud dari isi buku. Desainer kover perlu melakukan tafsir dari pembacaan naskah demi merancang kover buku. Karena itu, bolehlah kita menilai kover buku adalah upaya desainer kover dalam memproduksi makna.

Soal produksi makna, kita bisa menengok tulisan Ramok Lakoro dalam pengantar di buku Merupa Buku (2009): “…Desainer kaver (baca: kover), dalam hal ini akhirnya juga berperan sebagai produsen makna. Dia merefleksikan sebuah masa lewat caranya menemukan citra yang mewakili isi, membaca zeitgeizt, tren, dan selera publik di suatu masa untuk mentransmisikan makna teks ke lingkup kultural audiensnya.”

Kover buku sastra dari Gresik rancangan Alek Subairi
Sumber: Istimewa

Alek Subairi

Untuk buku-buku di Gresik (atau Jawa Timur), salah satu desainer kover yang patut kita perhatikan adalah Alek Subairi. Dia lebih banyak bekerja sebagai desainer kover dan penataan isi buku (layouter) untuk buku sastra. Beberapa buku sastra di Gresik yang dirancangnya adalah Perohong I-XV (karya Bening Siti Aisyah); Pembuangan Phoenix, Tetralogi Kerucut, dan Dari Tukang Kayu Sampai Tarekat Lembu (karya A Muttaqin); Sepatu Kundang (karya Aji Ramadhan); serta Belajar Bersepeda dan Jarum, Musim dan Baskom (karya Mardi Luhung).

Tidak hanya buku sastra karya penulis tunggal. Beberapa buku sastra antologi bersama yang memuat penulis Gresik juga pernah menjadi bagian rancangannya, seperti Lelaki Kecil di Terowongan Maling (A Muttaqin, Aji Ramadhan, Mardi Luhung, Muh Ali Sarbini, Ahmad Rofiq, dan Dewi Musdalifah) atau Jurnal Puisi Amper Edisi 01, Mei, 2011 (Lenon Machali). Hal ini menandakan, meski Alek Subairi lahir di Sampang (5 Maret 1979) dan kini tinggal di Candi (Sidoarjo), ternyata dia sering berproses dengan penulis Gresik.

Selain sebagai desainer kover dan layouter, Alek Subairi juga seorang penyair. Dia pernah menerbitkan buku puisi Kembang Pitutur (2011) dan Bisikan (2018). Tahun 2013, dia mengikuti Ubud Writers & Readers Festival di Bali. Puisi-puisinya juga terhimpun di pelbagai buku antologi bersama. Sejak tahun 2016, Alek Subairi mendirikan penerbit Tankali yang menerbitkan buku sastra dari penulis Jawa Timur, seperti Jalan Kepiting (karya Umar Fauzi ballah), hingga Kampung Terapung (karya Mahendra).

Alek Subairi bersama istri dan kedua anaknya
Sumber: Alek Subairi (2022)

Respon

Bagaimana proses kreatif Alek Subairi merancang kover? Barangkali kita dapat menengok akun Youtube: Informasi Amang Mawardi. Di sana ada video berjudul Alek Subairi Seniman Cover Buku yang berisi wawancara Amang Mawardi dengan Alek Subairi. Tulisan di bawah ini, saya menarasikan beberapa jawaban Alek Subairi atas pertanyaan Amang Mawardi:

Amang Mawardi (kanan) mewawancarai Alek Subairi (kiri)
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=eSSs-kzWrhk

Setelah lulus kuliah dari Seni Rupa Unesa, dia lebih dulu bekerja sebagai layouter di salah satu koran Surabaya (satu tahun). Dia juga pernah bekerja di salah satu penerbitan (sembilan tahun). Pekerjaan sebagai layouter mengharuskannya membaca naskah penulis. Dia begitu menyenangi pekerjaannya karena secara tidak langsung memberinya pengetahuan.

Pengalaman layouter pun dilebarkan Alek Subairi sebagai desainer kover. Dia lebih menyenangi desain kover buku sastra daripada buku yang lain. Sebab kover buku sastra membutuhkan penafsiran. Penafsiran adalah hasil pembacaan naskah yang kemudian diresponnya ke dalam bentuk gambar, seperti kolase olahan objek lukisan, foto, atau grafis.

Lukisan-lukisan Alek Subairi di ruang kerjanya
Sumber: Aji (2022)

Ternyata proses respon Alek Subairi searah dengan kreativitas. Sebab dia harus mempelajari secara detail bahan yang ada di naskah agar sesuai keinginan dirinya dengan penulis. Dalam hal ini, dia akan mengeksplorasi penafsiran atas naskah sehingga lebih banyak merancang kemungkinan kover buku.

Contohnya: Alek Subairi pernah memperoleh naskah yang butuh pendalaman lebih. Biasanya dia melakukan pencarian informasi dan mengambil poin penting yang terkandung pada naskah tersebut. Informasi dan poin penting itu ditafsirnya jadi simbol yang meletupkan asosiasi bagi calon pembaca ketika melihat kover buku. Tentu asosiasi pada kover buku menggugah calon pembaca untuk memiliki dan memasuki isi buku.

Ke depan, Alek Subairi merencanakan pameran kover buku dan cetakannya, baik dari hasil desain kovernya untuk penerbit Tankali atau penerbit lain. Alek Subairi bermimpi bahwa desain kover adalah bagian dari seni rupa yang memiliki estetika tersendiri. Kita membayangkan, alangkah menarik pada pameran itu, selain memandang rupa kover buku, juga dapat menampilkan buku yang bisa dibaca.**

 

Catatan: Kolom Sastra GresikSatu diasuh oleh penyair dan penikmat seni rupa Aji Saiful Ramadhan yang tinggal di Gresik.

 

Daftar Bacaan

Koskow (2009), Merupa Buku, Yogyakarta: LKiS

https://www.youtube.com/watch?v=eSSs-kzWrhk (diakses 13 Maret 2022)