GresikSatu | Pilkada Gresik 2024 menjadi sorotan setelah hanya satu pasangan calon (Paslon) yang resmi mendaftar hingga batas akhir pendaftaran. Dengan kondisi ini, Paslon tersebut akan menghadapi tantangan yakni melawan kotak kosong.
Situasi ini mengundang perhatian luas, karena keberhasilan Paslon untuk menang tergantung pada keberhasilannya meraih lebih dari 50% suara sah.Dalam konteks ini, warga Gresik diingatkan untuk memilih dengan cerdas dan penuh pertimbangan.
Meski terlihat sepele, kemenangan kotak kosong bukanlah hal yang mustahil terjadi. Hal ini seperti yang terjadi di Pilkada Kota Makassar pada tahun 2018.
Jika kotak kosong memenangkan pemilihan, maka Paslon yang kalah memiliki kesempatan untuk mencalonkan diri kembali pada pemilihan berikutnya sesuai dengan aturan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016.
Bidang Kajian dan SDM Forkot Gresik, Adi Susilo mengatakan, kemenangan kotak kosong sering kali dilihat sebagai bentuk protes masyarakat terhadap kondisi politik daerah yang dianggap tidak memuaskan.
“Di Gresik, ini dapat menjadi momen penting untuk mengevaluasi kinerja Bupati saat ini, yang berlatar belakang pengusaha. Warga diminta mempertimbangkan dampak dari kebijakan yang telah diterapkan, mulai dari sektor pendidikan, kesejahteraan sosial, hingga pengelolaan anggaran daerah,” katanya, Jumat (30/8/2024).
Forkot Gresik, menekankan bahwa masyarakat harus bersikap kritis dan tidak sekadar memilih karena popularitas atau kepentingan jangka pendek. “Ini saatnya warga Gresik menunjukkan kesadaran politik yang tinggi dengan memilih secara bijak dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Selain itu, Forkot juga meminta peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pengawas pemilu juga menjadi krusial dalam memastikan bahwa proses pemilihan berjalan dengan adil dan transparan.
“Dalam kondisi di mana kotak kosong menjadi alternatif pilihan, pengawasan ekstra diperlukan untuk menjaga integritas pemilu dan memastikan bahwa suara rakyat benar-benar terwakili,” tuturnya.