Lebaran di Gresik, Jangan Lewatkan Menikmati Kupat Ketheg Warisan Sunan Giri

GresikSatu | Lebaran di Gresik bukan hanya tentang ziarah ke makam para wali, tetapi juga tentang mencicipi kuliner khas yang sarat nilai sejarah dan budaya.

Salah satunya adalah Kupat Ketheg, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kupat Giri, kuliner unik yang hanya bisa ditemukan di kawasan Makam Sunan Giri.

Konon, kupat ketheg merupakan makanan kegemaran Sunan Giri saat momen Lebaran tiba. Sejak itulah, masyarakat sekitar menjadikannya sebagai tradisi tahunan yang terus dilestarikan hingga kini.

Bahan dasarnya adalah ketan putih murni yang menghasilkan tekstur kenyal dan cita rasa gurih, sangat cocok dinikmati bersama parutan kelapa dan siraman gula merah.

Tak seperti ketupat pada umumnya, kupat ketheg memiliki rahasia dalam proses pembuatannya. Salah satu unsur paling penting adalah air lanthung—air berwarna kehijauan yang berasal dari endapan minyak mentah di sumur tua kawasan Gunung Anyar, dekat dengan Makam Dewi Sekardadu, ibu kandung Sunan Giri.

Baca juga:  Jelang Lebaran, Omzet Toko Fashion di Gresik Meningkat 30 Persen

“Air ini yang bikin kupat bisa awet hingga seminggu, apalagi saat musim kemarau karena kandungan lanthungnya lebih kental dan tidak tercampur hujan,” ujar Yuyun (36), salah satu produsen kupat ketheg yang telah meneruskan usaha turun-temurun dari keluarganya.

Yuyun mengaku sudah memproduksi kupat ketheg sejak masih kecil, mengikuti jejak nenek dan ibunya. Proses pembuatan kupat ini tidak bisa sembarangan. Selain harus mengambil air lanthung langsung dari Gunung Anyar, daun pembungkusnya juga harus didatangkan dari Mojokerto.

“Daunnya memang beda, lebih kuat dan pengaruh ke rasa. Jadi meskipun sekilas terlihat seperti ketupat biasa, rasanya jelas beda,” jelasnya seperti dikutip Gresiksatu.com pada Jumat (4/4/2025).

Baca juga:  Kisah Mistis Makam Keramat Syekh Khujjah, Dijaga Macan Kumbang Hingga Ular Raksasa

Kupat ketheg dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp3.000 per biji. Dalam sehari, Yuyun bisa menjual antara 50 hingga 100 pcs, belum termasuk pesanan yang datang dari luar kota.

“Karena ini kawasan wisata religi, banyak pembeli dari luar Gresik. Tapi warga lokal juga banyak yang langganan, apalagi kalau sudah memasuki Lebaran seperti sekarang,” tambahnya.

Jika Anda berkunjung ke Gresik saat Lebaran, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi kupat ketheg—sebuah cita rasa yang menyatukan sejarah, tradisi, dan kenikmatan dalam satu gigitan.

Reporter:
Chofifah Qurotun Nida
Editor:
Aam Alamsyah
Rekomendasi Berita

Advertisement

Terpopuler