GresikSatu | Dalam peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember, Kabupaten Gresik menoreh catatan hitam dengan lonjakan kasus HIV di sepanjang tahun 2022.
Sebanyak 162 pasien baru terkonfirmasi positif HIV di Gresik. Mereka berasal dari LGBT, Seks liar dengan orang asing, pelayanan seksual dari digital.
Dalam menangani kasus tingginya angka HIV, Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Kesehatan Gresik melakukan pemeriksaan terhadap orang yang beresiko terkena HIV-AIDS. Di antara kriteria masyarakat yang mendapat pemeriksaan adalah ibu hamil, pasien Tuberculosis (TB), penderita IMS (Infeksi Menular Seksual), Gay, transgender, Wanita Pekerja Seks (WPS), Pengguna Napza Suntik (Penasun), dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WPS).
Salah satunya Melati (Nama samaran), perempuan 47 tahun adalah pasien positif HIV dari RSUD Ibnu Sina Gresik. Jalan hidup lurus tidak menjamin kehidupan akan berjalan sesuai arah yang diharapkan. Ibu 2 anak tersebut merasa seperti tersambar petir disiang bolong.
“Pekerjaan saya hanya seorang ibu rumah tangga pada umumnya, namun kebiasaan buruk suami membawa dampak yang kurang beruntung. Penularan penyakit HIV ini melalui suami saya kala itu,” katanya, Kamis (1/12/22).
Ia mengaku sempat shock bahkan sempat memilih ingin meninggalkan dunia saja, sebelum akhirnya kembali bersemangat untuk tetap melanjutkan hidup karena secara kebetulan diperkenalkan dalam sebuah komunitas ODHA.
“Saya sempat diusir dari kontrakan karena dianggap sebagai barang yang menakutkan, bahkan sebatang kara mencari tempat bernaung. Hal paling menusuk uluh hati adalah ketika anak saya mengatakan sudah tau dari lama penyakit yang saya rasakan,” terangnya.
ODHA adalah orang dengan (Human Immunodeficiency Virus), mereka merupakan orang-orang tangguh yang berdamai dengan virus HIV. Seperti stigma negatifnya, gejala penyakitnya, bahkan rutinitas minum obat antiretroviral (ARV) secara berkelanjutan. Jika obat tersebut diteguk secara disiplin, virus akan tersupresi sehingga kemungkinan kecil untuk tertular.
“Viraload saya sudah terdeteksi nol, kemungkinan kecil untuk dapat menularkan ke orang. Tapi harus tetap rajin minum ARV,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Gresik, Puspitasari Whardani menjelaskan beragam upaya sudah dilakukan dalam menekan angka kasus HIV/AIDS.
“Pemerintah gencar melakukan sosialisasi pencegahan AIDS demi mencapai 3 Zero 2030 yang terdiri dari Nol kasus HIV baru, Nol kematian karena HIV dan Nol diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) di tahun 2030,” jelasnya
Pengobatan HIV tidak hanya dilakukan dengan penjadwalan ARV saja, namun juga mindset. Pikiran yang tenang melahirkan semangat baru dalam menikmati hidup. (ovi/aam)