GresikSatu | Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNU) Gresik menggelar Madrasah Riset dan Penulisan Biografi Kiai NU di Gedung PCNU Gresik pada Sabtu (4/1/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kabupaten Gresik, dengan fokus utama pada pengembangan kemampuan literasi dan dokumentasi biografi para kiai NU.
Ketua LTNU Gresik, Syafik Jamhari, menjelaskan pentingnya peran LTNU dalam mendokumentasikan sejarah dan kontribusi ulama NU. Ia menekankan bahwa penulisan biografi kiai NU tidak hanya bertujuan untuk merekam perjalanan hidup mereka, tetapi juga menggali nilai perjuangan, keteladanan, dan warisan intelektual yang dapat menginspirasi generasi mendatang.
“Kiai NU memiliki kontribusi besar dalam pendidikan, dakwah, dan kehidupan sosial masyarakat. Sayangnya, banyak biografi mereka belum terdokumentasikan dengan baik, terutama di Gresik. Melalui program ini, kami ingin memastikan jasa dan pengabdian para kiai tetap hidup sebagai inspirasi bagi umat Islam,” jelasnya.
Program ini dirancang untuk melatih para kader NU dalam mengumpulkan data secara sistematis dan menyusun biografi dengan baik.
“Hasil akhir yang diharapkan adalah penerbitan buku bunga rampai yang memuat kumpulan biografi tokoh-tokoh ulama NU,” bebernya.
Buku tersebut akan menjadi dokumentasi berharga dan sumber inspirasi bagi generasi muda dalam memahami nilai-nilai keagamaan dan pengabdian para ulama.
Sementara itu Ketua PCNU Gresik KH Mulyadi, menekankan pentingnya refleksi dalam menuntut ilmu, merujuk pada wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Iqra’ (bacalah).
“Mengapa ayat pertama adalah Iqra’? Rasulullah SAW berangkat dari kegundahan, dan dari kegundahan itulah lahir ilmu. Maka, kita harus merenung, karena tanpa kegundahan, kita tidak akan berilmu,” ungkap KH Mulyadi.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis LTNU Gresik untuk menjaga dan mengembangkan tradisi keislaman berbasis Ahlussunnah Wal Jamaah melalui media tulisan, sekaligus memperkuat peran ulama NU dalam membentuk wajah Islam yang moderat dan toleran.