GresikSatu, Tuban | Takjil tak melulu soal makanan. Mahasiswa Universitas Al-Hikmah Indonesia (UAI) Tuban misalnya, menghadirkan takjil versi berbeda dalam kegiatan bertajuk Eco Ramadan 2025 yang digelar Jumat (21/3/2025).
Mereka membagikan bibit pohon buah kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menyelamatkan bumi. Aksi ini sekaligus memperingati tiga momentum penting: Hari Bebas Sampah Internasional, Hari Hutan Sedunia, dan Hari Air Sedunia.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Gerakan Lestari Alam Raya (GELAR) #8, yang diselenggarakan secara kolaboratif oleh 14 lembaga dan komunitas di Tuban. Lembaga-lembaga yang turut berkolaborasi dalam kegiatan ini, antara lain Polres Tuban, LAZISNU Tuban, Media Center PCNU Tuban, LPBINU, Nurul Hayat, Srikandi, LKKNU, GKI, PC PMII Tuban, IPNU, IPPNU, IAINU Tuban, Universitas Al-Hikmah Indonesia, dan Gusdurian Tuban.
Takjil Ramah Lingkungan, Kampanye Peduli Bumi
Sebanyak 1.000 bibit pohon dibagikan secara gratis kepada masyarakat, bersama 250 paket Eco Takjil yang dikemas dalam wadah ramah lingkungan. Kampus UAI Tuban menerjunkan 14 relawan dan satu dosen pendamping dalam aksi ini.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerja Sama UAI Tuban Muhammad Aziz mengatakan, kegiatan ini dipusatkan di Pos Polisi Pantai Boom, tepat di depan Alun-Alun Tuban, yang menjadi titik temu warga dan lintas komunitas peduli lingkungan.
“Kampus harus terlibat secara aktif dalam kegiatan yang berdampak nyata terhadap kelestarian bumi. Ini bagian dari tanggung jawab akademik kita, dan harus diperkuat secara saintifik,” tegasnya, Minggu (23/3/2025).
Koordinator kegiatan, M Ihsan Hadi dari LAZISNU PCNU Tuban, menyampaikan bahwa Eco Ramadan merupakan cara mengisi bulan suci dengan semangat ibadah yang lebih luas, yakni ibadah hijau.
“Sekarang hampir semua orang membeli takjil dalam kemasan plastik. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak masyarakat mengurangi sampah dan lebih peduli terhadap lingkungan,” ujarnya.
Takjil untuk Masa Depan: Bibit Pohon untuk Generasi Mendatang
Ketua LAZISNU sekaligus Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo, mengungkapkan bahwa gerakan ini lahir dari keprihatinan atas bencana kekeringan dan banjir yang kerap melanda Tuban. Menurutnya, membagikan bibit pohon adalah bentuk takjil untuk masa depan.
“Mumpung bulan puasa, bulan penuh keberkahan, kita tidak hanya berbagi takjil, tetapi juga berbagi masa depan dengan pohon,” tuturnya.
Joko juga menambahkan bahwa aksi lanjutan akan dilakukan di sejumlah lahan kritis di wilayah Soko dan Singgahan sebagai upaya rehabilitasi lingkungan jangka panjang.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2017, Gerakan Lestari Alam Raya (GELAR) telah mendistribusikan ribuan bibit pohon setiap tahunnya. Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian lingkungan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi nasional dalam merawat bumi dari tingkat lokal.