Mampu Hemat Miliaran Rupiah, Petrokimia Gresik Ubah Limbah Batu Bara Jadi Bahan Baku Pupuk NPK

GresikSatu | PT Petrokimia Gresik kembali membuat terobosan yang menakjubkan di bidang pupuk majemuk. Kali ini, temuan itu berkaitan dengan memanfaatkan limbah batu bara menjadi bahan baku pengisi (filler) pupuk NPK, menggantikan clay.

Temuan ini memiliki banyak manfaat. Diantaranya mampu menghemat hingga Rp 7,4 miliar hingga meningkatkan kualitas lingkungan karena limbah dapat termanfaatkan dengan optimal (zero waste).

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, temuan ini sudah disampaikan pada sejumlah seminar level nasional dan internasional. Bahkan menjadi dasar dalam pembuatan naskah akademik Balitbangtan Kementerian Pertanian.

“Meski demikian, Petrokimia Gresik tidak berpuas diri dan terus menghadirkan terobosan untuk meningkatkan daya saing NPK,” katanya, Senin (3/10/2022).

Diketahui, Petrokimia Gresik merupakan pioneer pupuk majemuk di tanah air yang saat ini menjadi produsen NPK terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai 2,7 juta ton/tahun. Atas temuan ini, mengantarkan perusahaan plat merah ini, sebagai Grand Champion dalam ajang Pupuk Indonesia Quality Improvement (PIQI) 2022, beberapa waktu lalu.

“Hasil pengaplikasian dari temuan ini, masih dalam batasan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sedangkan pupuknya pada tanaman padi juga memiliki kualitas yang sama baiknya dengan pupuk NPK tanpa limbah batu bara,” tandasnya.

Inovasi ini, lanjut Dwi Satriyo, dilatarbelakangi status Fly Ash-Bottom Ash yang tidak lagi masuk dalam golongan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021. Sehingga Petrokimia Gresik melihat perubahan status ini sebagai peluang untuk bahan baku NPK.

Bahan baku pembuatan pupuk NPK sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua.  Yaitu bahan baku utama (main material) dan bahan baku filler, yang berfungsi sebagai bahan pelengkap sekaligus perekat, untuk semua bahan baku agar menghasilkan produk granul yang sempurna.

“Pada umumnya, bahan baku filler pada pupuk NPK menggunakan white clay yang biasanya diperoleh dari tambang bahan baku semen. Dengan memanfaatkan limbah batu bara yang sudah tersedia, dengan temuan ini kami tak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pembelian clay,” jelasnya.

Dijelaskan, limbah batu bara memiliki karakteristik dan kandungan yang sama dengan clay. Melalui inovasi ini tentu akan semakin meningkatkan competitiveness NPK yang diproduksi, sehingga manfaatnya juga dapat dirasakan oleh petani sebagai konsumen. (aam)

Reporter:
Tim Gresik Satu
Editor:
Tim Gresik Satu
Rekomendasi Berita

Advertisement

Gresik Gres