GresikSatu | Pemerintah Desa (Pemdes) Dohoagung, Kecamatan Balongpanggang, Gresik kembali mggelar Event tahunan, Festival layang-layang tingkat nasional untuk kesekian kalinya.
Ratusan orang yang hobi bermain layang-layang dari berbagai penjuru Indonesia turut ambil dalam kegiatan tahunan itu.
Mereka berkumpul sambil menerbangkan layang-layang hasil kreasi yang terbaik untuk menjadi juara.
Keseruan semakin terlihat saat layang-layang berbagai kreasi diterbangkan diatas langit biru. Pemandangan semakin indah ratusan layang-layang menghiasi hamparan sawah Desa Dohoagung, Minggu sore (22/9/2024).
Selain menjadi ajang silaturrahim antar komunitas pelayang se-Indonesia. Festival layang-layang in, juga memperebutkan piala bergilir dan 86 piece piala putri doho dengan total hadiah mencapai 51 juta rupiah.
Setidaknya, ada sekitar 150 layang-layang berbagai bentuk yang diterbangkan ke angkasa guna dinilai para dewan juri. Layang-layang yang dilombakan dinilai empat kategori dalam festival tingkat lokal dan nasional.
Penilaian meliputi layang-layang tradisional. Selanjutnya, layang layang kebudayaan atau tiga dimensi. Kemudian layang-layang naga kecil, dan terakhir ketegori layang-layang naga raksasa.
Untuk menjadi yang terbaik, para pelayang berusaha menampilkan hasil ciptaannya dengan beragam karakter unik dan menarik. Baik itu
tokoh pewayangan, hewan, alat musik tradisional, dan naga. Dari semua itu yang mendapatkan perhatian penonton yakni karakter kartun doraemon.
Salah satu pelayang asal Blora Jateng, Nur Adhim mengatakan, dirinya menampilkan layangan doraemon terinspirasi dari film kartu favoritnya.
“Saya bersama tim sengaja membuat layang layang raksasa doraemon dengan panjang 112 meter dibuat selama 3 bulan, dan menghabiskan anggaran hingga 4 juta rupiah,” ucapnya, Senin (23/9/2024).
Di tempat yang sama, Kepala Desa Dohoagung Warsito Adi menuturkan, festival layang layang di desanya ini sudah masuk tahun ke delapan. Event tahunan itu, selalu meriah dan sukses dengan peserta yang selalu meningkat.
“Pesertanya tidak hanya datang dari Pulau Jawa saja. Bahkan ada dari Lampung. Adanya festival ini pemerintah desa berharap menjadi icon desa dan menggerakkan roda perekonomian masyarakat termasuk pelaku umkm,” ungkapnya.